JAKARTA — Harga sejumlah komoditas pangan utama, khususnya bawang merah dan cabai-cabaian, terus mengalami kenaikan signifikan pada pekan kedua Desember 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan harga terjadi secara luas, seiring bertambahnya jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan bahwa dari 11 komoditas pangan strategis yang dipantau, sembilan di antaranya menunjukkan tren kenaikan harga dengan sebaran yang semakin meluas.
“Dari 11 komoditas yang dipantau, sembilan komoditas secara umum mengalami kenaikan harga, dan jumlah kabupaten/kota yang terdampak kenaikan IPH juga meningkat pada pekan kedua Desember 2025,” ujar Pudji dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025, Senin (15/12).
Bawang Merah Tembus Harga Acuan
Kenaikan harga bawang merah tercatat paling menonjol. Jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH bawang merah meningkat dari 276 daerah pada pekan sebelumnya menjadi 301 daerah pada pekan kedua Desember.
Secara nasional, rata-rata harga bawang merah telah melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP), yakni mencapai Rp46.851 per kilogram atau naik 15,28 persen dibandingkan November 2025. Bahkan, di sejumlah wilayah Papua, harga bawang merah dilaporkan menembus Rp100 ribu per kilogram, seperti di Kabupaten Lanny Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, dan Pegunungan Bintang.
Dampak Bencana Dorong Kenaikan Harga Beras
BPS juga mencatat kenaikan IPH beras di delapan provinsi, yakni Aceh, Sumatera Barat, Papua Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Papua Tengah, dan Bengkulu. Menurut Pudji, kenaikan tersebut berkaitan dengan dampak bencana alam yang melanda beberapa wilayah.
“Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara merupakan daerah yang sedang terdampak bencana. Dampaknya mulai terlihat pada perkembangan harga beras di pekan kedua Desember ini,” ujarnya.
Cabai Merah dan Rawit Melonjak Tajam
Lonjakan harga juga terjadi pada komoditas cabai. Hingga pekan kedua Desember 2025, rata-rata harga cabai merah nasional naik 10,73 persen dibandingkan November, dengan rata-rata Rp59.665 per kilogram. Kenaikan terjadi di 266 kabupaten/kota atau sekitar 73,89 persen wilayah Indonesia.
Harga cabai merah tertinggi tercatat di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, yang mencapai Rp200 ribu per kilogram, disusul Kabupaten Mappi Rp155.500 dan Kabupaten Kepulauan Anambas Rp147 ribu per kilogram.
Sementara itu, kenaikan harga cabai rawit jauh lebih tajam. Secara nasional, harga cabai rawit melonjak 49,88 persen dibandingkan November, dari rata-rata Rp43.728 per kilogram menjadi Rp65.541 per kilogram. Kenaikan ini terjadi di sekitar 75,56 persen wilayah Indonesia atau 722 kabupaten/kota.
“Faktor cuaca sangat memengaruhi tanaman hortikultura. Kondisi cuaca saat ini menjadi salah satu pendorong kenaikan harga cabai rawit,” kata Pudji.
Telur, Daging Ayam, dan Minyak Ikut Naik
Selain hortikultura, BPS juga mencatat kenaikan harga telur ayam ras yang kini berada di atas HAP. Hingga pekan kedua Desember, rata-rata harga telur ayam ras mencapai Rp32.287 per kilogram, naik 1,84 persen dibandingkan November. Kenaikan terjadi di 176 kabupaten/kota, dengan harga tertinggi mencapai Rp100 ribu per kilogram di sejumlah wilayah Papua.
Harga daging ayam ras secara nasional juga naik 4,02 persen menjadi rata-rata Rp40.039 per kilogram dan terjadi di 228 kabupaten/kota. Adapun harga Minyakita tercatat mencapai Rp17.387 per liter, naik 0,62 persen dan berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter. Sebanyak 409 kabupaten/kota tercatat menjual Minyakita di atas HET.
Sementara itu, harga minyak goreng secara umum juga mengalami kenaikan tipis sebesar 0,33 persen dengan rata-rata nasional Rp19.556 per liter, yang terjadi di 117 kabupaten/kota.
BPS menegaskan akan terus memantau perkembangan harga dan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas pasokan serta pengendalian inflasi, khususnya menjelang akhir tahun.*
















