JAKARTA— Sebanyak 70 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dipastikan selamat dari insiden kebakaran besar yang melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, pada Rabu (26/11). Hal tersebut disampaikan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, dalam konferensi pers di kantornya.
“Dari 140-an WNI itu, sudah terdata dan dipastikan sembilan orang meninggal. Kemudian ada 70 yang sudah selamat, artinya teridentifikasi dan aman,” ujar Mukhtarudin, Selasa (2/12).
Kendati demikian, sekitar 30 hingga 40 WNI masih belum teridentifikasi. Mukhtarudin menjelaskan dua kemungkinan terkait hal tersebut.
“Pertama, bisa jadi mereka selamat tapi belum melapor. Kedua, ada potensi jumlah korban bertambah,” katanya.
Hingga kini, sebagian WNI yang selamat masih menjalani perawatan medis. Pemerintah memastikan proses identifikasi terus berlangsung sambil menunggu laporan resmi dari otoritas Hong Kong.
KP2MI juga telah mengirimkan tim khusus ke Hong Kong untuk melakukan pendampingan langsung terhadap para korban.
“Yang berada di shelter dan penampungan tetap kami bantu dan dampingi. Mulai dari suplai makanan, konseling, hingga kebutuhan dasar lainnya. Seluruh penanganan berjalan normal,” jelas Mukhtarudin.
Kebakaran di Wang Fuk Court bermula ketika api menyambar perancah bambu yang dipasang di beberapa blok apartemen sebelum merambat cepat ke bagian bangunan lainnya.
Seorang jurnalis AFP melaporkan terdengar suara retakan keras, diduga dari bambu yang terbakar, sementara asap tebal membubung dari empat gedung sekaligus. Api terus berkobar hingga malam dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Hong Kong dikenal sebagai kota dengan gedung-gedung apartemen berdesakan dan bertingkat tinggi, kondisi yang kerap memperburuk risiko kebakaran. Peristiwa serupa sebelumnya banyak terjadi di kawasan permukiman padat penduduk, termasuk di lingkungan yang lebih miskin.
Pemerintah Indonesia memastikan akan terus bekerja sama dengan pemerintah Hong Kong untuk memastikan seluruh WNI dapat terdata, mendapatkan perlindungan, serta penanganan terbaik pascakebakaran tersebut.*
















