JAKARTA- Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan kesiapannya untuk menerima kritik, evaluasi, hingga investigasi terkait tata kelola hutan pasca-masa tanggap darurat bencana banjir bandang dan longsor di Pulau Sumatra berakhir. Namun, ia menekankan bahwa fokus pemerintah saat ini adalah menyelamatkan warga dan memulihkan wilayah terdampak.
“Sekali lagi kita fokus dulu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi hari ini. Setelah masa tanggap darurat selesai, tentu saya sangat terbuka untuk evaluasi, kritik, investigasi apa pun,” ujar Raja Juli dalam keterangan tertulis, Minggu (30/11).
Tinjau Lokasi Bencana di Agam
Di hari yang sama, Raja Juli bersama Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan dan Sekda Kabupaten Agam Mhd Lutfi meninjau langsung sejumlah titik bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia memastikan proses evakuasi dan distribusi bantuan berjalan optimal.
Dalam kunjungan tersebut, Raja Juli turut menyaksikan evakuasi dua jenazah korban yang baru ditemukan oleh tim SAR gabungan.
“Barusan saya bersama Kapolda dan TNI mengevakuasi dua jenazah. Hari-hari ini, inilah yang menjadi fokus utama kita: memastikan seluruh proses tanggap darurat berjalan cepat,” katanya.
Berinteraksi dengan Korban di Posko Pengungsian
Menteri Kehutanan juga menyambangi posko pengungsian dan berbincang dengan para penyintas. Salah satu korban menceritakan bahwa ia masih kehilangan adik dan keponakannya akibat banjir bandang.
Raja Juli menegaskan bahwa kondisi warga terdampak menjadi perhatian utama pemerintah. Ia memastikan seluruh korban terdata dan mendapatkan bantuan yang diperlukan.
“Kami terus berkoordinasi dengan TNI-Polri. Bantuan sudah banyak masuk, tetapi masih ada beberapa wilayah yang terisolasi. Alat berat sedang diarahkan ke lokasi-lokasi tersebut,” imbuhnya.
303 Korban Jiwa, Ratusan Masih Hilang
Banjir bandang dan tanah longsor melanda puluhan kabupaten/kota di tiga provinsi: Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat. BNPB mencatat total 303 korban meninggal dunia hingga Sabtu (29/11).
Kepala BNPB Suharyanto menyebut, Sumatera Utara menjadi wilayah dengan korban terbanyak.
“Di Sumut, angka korban yang kemarin 116 jiwa kini menjadi 166 jiwa. Sementara 143 orang masih hilang,” jelas Suharyanto.
Pemerintah pusat memastikan seluruh sumber daya dikerahkan untuk mempercepat evakuasi, membuka akses yang terputus, dan mengirim bantuan ke wilayah-wilayah yang masih terisolasi.*















