JAKARTA— Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto menandatangani Adendum Kesepahaman (MoU) mengenai sinergi tugas dan fungsi di bidang sosial, pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Kesepakatan ini menjadi langkah strategis dalam program hilirisasi pendidikan bagi siswa Sekolah Rakyat (SR), yang diharapkan dapat membuka akses lebih luas menuju perguruan tinggi maupun dunia kerja melalui skema pembiayaan beasiswa.
Dalam acara yang digelar di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Selasa (2/12), Mensos Gus Ipul menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kementerian untuk memastikan masa depan lulusan Sekolah Rakyat.
“Lulusannya ada dua sesuai arah Presiden. Yang memang ingin kuliah, nanti kita perlu kerja sama dengan Pak Brian hari ini. Yang ingin bekerja, kita akan kerja sama dengan banyak kementerian, lembaga, maupun pihak swasta,” ujarnya.
Gus Ipul mengungkapkan bahwa pada 2028 terdapat lebih dari 6.000 siswa SMA Sekolah Rakyat yang akan memasuki masa kelulusan. Untuk penyaringan jenjang pendidikan, siswa SD dan SMP dengan kapasitas akademik cukup akan diteruskan ke Sekolah Garuda, sementara siswa lainnya melanjutkan pendidikan ke SMA Sekolah Rakyat.
Bagi lulusan yang tidak berencana menempuh pendidikan tinggi, pemerintah menyiapkan jalur vokasional dengan mengarahkan mereka menjadi tenaga terampil di dalam maupun luar negeri.
“Kami sudah bekerja sama dengan Kemenaker dan kementerian lainnya,” kata Mensos.
Dalam upaya memastikan penempatan pendidikan dan karier yang tepat, para siswa Sekolah Rakyat mendapatkan tes pemetaan minat dan bakat melalui DNA Talent.
“Untuk mengetahui minat bakat mereka, pada kesempatan awal ini kita membuat tes DNA Talent menggunakan teknologi dari Pak Ary Ginanjar,” jelas Gus Ipul.
Melalui hasil DNA Talent, siswa dapat mengetahui rekomendasi jurusan maupun bidang yang sesuai, seperti kesehatan atau teknik, sehingga keputusan melanjutkan pendidikan dapat lebih terarah.
Sementara itu, Mendikti Saintek Brian Yuliarto memastikan bahwa siswa Sekolah Rakyat, yang mayoritas berasal dari keluarga Desil 1 dan 2, akan diprioritaskan mendapatkan beasiswa KIP Kuliah (KIP-K).
“Mereka memenuhi standar untuk diberikan beasiswa KIP-K. Sehingga mereka dapat dipastikan akan menerima beasiswa itu,” ujar Brian.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa calon mahasiswa tetap harus memenuhi standar masuk perguruan tinggi. Untuk itu, Kementerian akan memberikan pendampingan intensif agar siswa tidak salah memilih jurusan dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan akademik.
“Justru yang akan kami lakukan adalah pendampingan supaya tidak salah memilih jurusan sesuai keinginan mereka,” tambahnya.
Penandatanganan adendum ini menjadi tonggak baru dalam transformasi pendidikan nasional, dengan memastikan bahwa siswa Sekolah Rakyat tidak hanya memperoleh akses, tetapi juga kesiapan matang untuk menapaki pendidikan tinggi maupun dunia kerja.*
















