LUMAJANG — Dampak erupsi besar Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, semakin meluas. Selain merusak puluhan rumah, awan panas dan material vulkanik juga menyebabkan 124 ekor ternak milik warga mati tersapu guguran pada Rabu (19/11).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur, Satriyo Nurseno, menyampaikan bahwa total hewan ternak yang mati terdiri dari empat ekor sapi dan 120 kambing.
“Hewan ternak terdampak ada 4 ekor sapi dan 120 ekor kambing,” ujar Satriyo, Kamis (20/11).
Tiga Warga Alami Luka Bakar
Selain kerugian materiil, jumlah korban luka bakar akibat erupsi juga bertambah menjadi tiga orang. Mereka kini menjalani perawatan intensif di dua rumah sakit.
“Tiga korban luka bakar sedang menjalani perawatan medis di RSUD Haryoto, dengan pengawasan intensif,” tutur Satriyo.
Korban pertama adalah pasangan suami istri, Haryono (48) dan Normawati (43), warga Kabupaten Kediri. Keduanya tergelincir material panas saat melintas di sekitar Gladak Perak, Kecamatan Candipuro.
Sementara korban ketiga, Hosen (44), warga Dusun Umbulan Sumbersari, mengalami luka bakar setelah terjebak banjir lahar di dalam rumahnya. Ia dirawat di RSUD Pasirian.
Puluhan Rumah dan Fasilitas Umum Rusak Berat
BPBD Jatim juga mencatat kerusakan parah pada sejumlah permukiman dan fasilitas umum di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
“Terdata 21 unit rumah rusak berat, serta SDN Supiturang 2 juga mengalami kerusakan signifikan,” ungkap Satriyo.
Satu unit musala di desa tersebut dilaporkan rusak berat, sementara jalan kabupaten yang menghubungkan Dusun Sumbersari dan Dusun Gumukmas tertutup material vulkanik sehingga tidak bisa dilalui.
191 Warga Masih Mengungsi
Jumlah pengungsi tercatat mencapai 191 jiwa. Angka ini menurun dibanding malam sebelumnya karena sebagian warga kembali ke rumah untuk memeriksa kondisi harta benda mereka.
“Total jumlah pengungsi kurang lebih 191 jiwa, data sementara,” kata Satriyo.
Para pengungsi tersebar di delapan titik posko di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Status Awas dan Pendakian Ditutup Total
Gunung Semeru mengalami erupsi dahsyat sejak pukul 14.13 WIB hingga 18.11 WIB dengan amplitudo maksimum 45 mm dan durasi lebih dari 14.000 detik. Luncuran awan panas mencapai lebih dari 14 kilometer ke arah Tenggara–Selatan atau Besuk Kobokan.
Status Gunung Semeru kini berada pada Level IV atau Awas. Meski getaran banjir sudah tidak terekam sejak pukul 19.56 WIB, status tertinggi tersebut masih diberlakukan untuk mengantisipasi ancaman lanjutan.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) juga menutup total jalur pendakian Gunung Semeru hingga Ranu Kumbolo di perbatasan Lumajang–Malang.*
















