PURWAKARTA – Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta terus mendorong penguatan karakter peserta didik melalui program Pendidikan Lima Bunga Karakter. Salah satu sekolah yang konsisten menjalankannya adalah SDN 2 Cilandak Cibatu.
Program yang dilaksanakan secara rutin dan intensif ini dinilai membawa perubahan signifikan pada perilaku siswa, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat.
Kepala SDN 2 Cilandak Cibatu, Raesih, S.Pd., menjelaskan bahwa implementasi Lima Bunga Karakter telah membantu membentuk pribadi siswa menjadi lebih bertanggung jawab, disiplin, serta memiliki empati tinggi.
“Anak-anak kini cenderung melakukan hal-hal positif dan semakin peka terhadap lingkungan sosial. Ini sesuai harapan guru, orang tua, dan masyarakat,” ujarnya saat ditemui, Senin (17/11/2025).
Rangkaian Program Karakter yang Terstruktur
Pendidikan Lima Bunga Karakter mencakup berbagai unsur pembinaan, seperti Tujuh Poe Atikan, Sekolah Ramah Anak, Pendidikan Antikorupsi, Pendidikan Agama dan Pendalaman Keagamaan, hingga Pendidikan Tatanen di Bale Atikan.
Di SDN 2 Cilandak, setiap hari memiliki fokus pembelajaran karakter yang berbeda:
Senin – Ajeg Nusantara: upacara bendera untuk menanamkan kecintaan tanah air.
Selasa – Mapag Buana: pembelajaran teknologi informasi.
Rabu – Maneuh di Sunda: pengenalan dan pelestarian budaya Sunda.
Kamis – Nyanding Wawangian: latihan empati melalui kegiatan makan bersama serta membawa beras kaheman yang nantinya disalurkan kepada warga sekitar yang membutuhkan.
Jumat – Nyucikeun Diri: penguatan spiritual melalui kultum, khadoroh, Yasinan, dan Salat Dhuha berjamaah.
Sabtu–Minggu – Betah di Imah: siswa didorong membantu orang tua di rumah dan membatasi aktivitas bermain di luar secara berlebihan.
“Ngabring ka Sakola”, Gerakan Unggulan yang Jadi Teladan
Salah satu kegiatan unggulan SDN 2 Cilandak adalah Ngabring ka Sakola—program di mana siswa berangkat sekolah dengan berjalan kaki secara bersama-sama. Menurut Raesih, kegiatan ini menjadi sarana efektif menanamkan pola hidup sehat, kemandirian, dan kebersamaan.
“Pagi hari diisi tawa dan obrolan ringan. Anak-anak berjalan rapi, didampingi guru maupun orang tua. Ini bukan sekadar perjalanan menuju sekolah, tetapi pendidikan nilai yang nyata,” ungkapnya.
Setibanya di sekolah, para guru menyambut siswa dengan senyum hangat di gerbang. Tradisi ini, kata Raesih, menciptakan kedekatan emosional sekaligus membangun suasana positif sejak anak melangkah ke lingkungan sekolah.
“Mereka merasa diperhatikan, disapa, dan dihargai,” imbuhnya.
Kolaborasi Guru dan Orang Tua Jadi Kunci
Raesih menegaskan bahwa keberhasilan program karakter di sekolahnya tidak lepas dari dukungan penuh orang tua. Semua pembelajaran dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh guru, sehingga manfaatnya cepat dirasakan.
“Alhamdulillah, anak-anak semakin saling menghormati, menolong, dan mampu menghindari perilaku saling membully. Ini hasil kerja bersama antara sekolah dan orang tua,” tutup Raesih.
Program Lima Bunga Karakter di SDN 2 Cilandak menjadi bukti bahwa pendidikan karakter yang terstruktur dapat menjadi fondasi kuat bagi lahirnya generasi berbudaya dan berakhlak mulia.*(AsBud)
















