Lestari Moerdijat: Pentingnya Perspektif Arkeologis dalam Pengambilan Kebijakan

  • Bagikan
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.

JAKARTA– Para pemangku kebijakan harus didorong dan diingatkan untuk memasukan perspektif arkeologis sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan dalam melahirkan kebijakan.

“Belajar dari berbagai pengalaman yang mengabaikan  perspektif arkeologis dalam pengambilan keputusan, sudah saatnya organisasi profesi bersikap secara tegas dan mengambil peran untuk terus-menerus mengingatkan para pemangku kepentingan agar memperhatikan perpektif arkeologis dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Inipekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan,” kata Wakil Ketua MPR RI saat memberi sambutan pada acara Kongres Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Seminar Nasional Arkeologi di Yogyakarta, Senin (3/2).

Menurut Lestari, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diperjuangkan bersama dalam menjalankan amanat konstitusi, secara khusus dalam hubungannya dengan Pasal 32 UUD 1945 yang memerintahkan negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

BACA JUGA :   Peduli Anak Jalanan Kapolsek Tamansari Bersama Pihak Puskesmas Berikan Vaksin Difteri Pada Ratusan Anak Jalanan

Selain itu, tambah dia, juga pelaksanaan UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Sebagai misal, ujar Rerie, data arkeologi seharusnya bisa menjadi dasar kebijakan perencanaan kawasan yang mencakup perencanaan tata ruang dan pengembangan suatu wilayah.

Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, sudah menjadi kebutuhan mendesak dan perlu upaya menggandeng semua pihak untuk mengedukasi dan yang terutama menumbuhkan political will para pemangku kepentingan agar  memahami hingga kemudian  dapat menghasilkan kebijakan/keputusan yang tepat khususnya bagi hal yang berkenaan dengan warisan budaya.

Apalagi, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, saat ini arkeologi di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang harus segera diatasi, seperti regulasi yang tidak efektif, pengelolaan situs yang buruk, belum ada kolaborasi yang baik antar disiplin ilmu, infrastruktur buruk, dan sumber daya yang terbatas.

BACA JUGA :   Ini Solusi Jurnalis Media Cetak Bertahan Hidup

Sebagai satu bangsa, tegas Rerie, kita harus sepakat dan meyakini bahwa arkeologi serta peninggalan masa lalu adalah sumber inspirasi dan pembelajaran penting bagi generasi penerus bangsa. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses