SERANG – Sejumlah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) di Kota Serang sudah mulai melaksanakan belajar tatap muka meski masih terbatas. Belajar tatap muka itu disambut baik oleh para orang tua santri.
Kepala MDTA Al Barokah Asep Rukman mengatakan, madrasah yang ia pimpin sudah menerapkan belajar tatap muka sejak beberapa waktu yang lalu. Namun, pihaknya membatasi hari masuk belajar tidak sampai enam hari seperti pada saat normal.
“Belum lama ini kami menerapkan belajar tatap muka,” kata Asep kepada wartawan, Kamis (26/8/2021).
Diungkapkan Asep, MDTA yang berlokasi di Kompleks Taman Banten Lestari Blok F itu sebelumnya menerapkan belajar di rumah. Setiap anak hanya akan diberi tugas untuk mereka kerjakan di rumah. Namun kini wajah ceria para santri dan gelak tawa mereka kembali terdengar di madrasah tersebut.
Hal yang sama dilakukan MDTA Al Munawaroh di Kompleks Perumnas Ciracas, Kota Serang. Kepala MDTA Al Munawaroh Muhammad Najmi mengatakan, dari tujuh hari waktu belajar saat normal kini hanya tiga hari waktu belajar tatap muka yang diterapkan. Itupun diberlakukan pergantian waktu atau shift belajar.
“Tapi untuk protokol kesehatan tetap kami lakukan,” katanya.
Najmi menuturkan, saat belajar masih dilakukan secara daring banyak orang tua yang mengeluhkan metode belajar itu. Sebab tidak semua orang tua mampu mengajari anak mereka dalam hal pelajaran. Maka, desakan untuk belajar tatap muka dari orang tua semakin hari semakin besar.
Keputusan belajar tatap muka mendapatkan momentumnya ketika Kota Serang turun level dari PPKM level 4 ke level 3. Ditambah terbit Surat Keputusan Bersama Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Di sana memperbolehkan sekolah menggelar tatap muka terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Saat kami gelar belajar tatap muka orang tua sangat antusias,” katanya.
Najmi menuturkan, belajar daring atau belajar di rumah memberikan dampak negatif. Beberapa anak yang sejak kelas 1 aktif tiba-tiba tidak aktif ketika mereka sudah di kelas atas dan sebentar lagi akan lulus. Karena itu menurutnya belajar tatap muka tetap merupakan metode belajar terbaik daripada hanya sekadar daring.*(Fitri)
















