Surabaya – Seorang guru olahraga berstatus PPPK di salah satu SD Negeri Kota Surabaya, berinisial BAZ, menjadi sorotan usai membanting siswa dari tim lawan seusai pertandingan futsal. Peristiwa yang terjadi pada Minggu (27/4/2025) di sebuah SMP swasta itu menyebabkan korban, BAI—siswa dari MI swasta mengalami retak pada tulang ekor.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyatakan bahwa BAZ telah mengakui perbuatannya saat menjalani pemeriksaan awal. Ia mengaku khilaf lantaran tim yang dilatihnya kalah dalam pertandingan tersebut.
“Ia mengatakan tidak sengaja saat menarik korban hingga terjatuh. Tapi ini masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Yusuf kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).
Menurut Yusuf, selama ini BAZ dikenal sangat ambisius karena tim asuhannya kerap menjuarai berbagai kejuaraan. Kekalahan tersebut diduga memicu ledakan emosinya.
“Dia itu terobsesi menang. Mungkin karena timnya kalah, dan melihat lawan bersuka cita, emosinya tidak terkendali,” imbuhnya.
Dinas Pendidikan telah mengambil langkah pembinaan karakter terhadap BAZ sejak Senin (28/4/2025), termasuk evaluasi kejiwaan dan perilaku.
“Kita lakukan pembinaan secara menyeluruh. Harusnya sebagai pendidik, bisa jadi contoh dan mampu mengendalikan diri,” tegas Yusuf.
Ia menegaskan bahwa tindakan menarik apalagi sampai menyebabkan siswa cedera berat, tak bisa dibenarkan dalam kondisi apa pun.
“Bahasa ‘tidak sengaja’ itu bisa jadi alasan, tapi tetap tidak bisa diterima, apalagi sampai anak terjatuh dan cedera,” ujarnya.
Sementara itu, BAZ kini tengah menjalani proses hukum atas laporan keluarga korban. Ia juga sedang diperiksa oleh Inspektorat Pemkot Surabaya dan untuk sementara dinonaktifkan dari aktivitas mengajar.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, meminta kasus ini ditangani secara serius dan menginstruksikan kepada jajaran instansi terkait agar sanksi tegas dijatuhkan.