DimensiNews.co.id – KEPULAUAN NIAS.
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka “Ono Niha” (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau Nias sebagai Tanö Niha.
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan sejarah berupa kata Ya’ahowu , adat istiadat dan budaya.
Dalam hal ini, masyarakat dan Pemerintah Sekepulauan Nias yakni , Pemerintah Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat dan Pemerintah Kota Gunungsitoli menggelar pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias yang di pusatkan di Taman Ya’ahowu Kota Gunungsitoli yang di laksanakan pada 23-26 November 2017.
Penggelaran pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias ini di buka secara resmi oleh Sekretaris Kementrian Koordinator Kemaritiman RI, laksamana muda TNI AL (Purn) Agus Purwoto bersama Pemda se Kepulauan Nias dengan ditandai penyalaan obor api dan pemukulan Gong yang menandakan pesta Ya’ahowu di mulai. Acara ini di laksanakan di Taman Ya’ahowu Kota Gunungsitoli, pada Kamis (23/11/2017).
Pada acara pembukaan ini, turut dihadiri Menkum Ham RI, Anggota DPR RI, Suasana Dachi, Gubernur Sumut, Wali Kota Gunungsitoli, Ir.Lakhomizaro Zebua, Bupati Nias, Drs.Sokhiatulo Laoli, MM, Bupati Nias Selatan, Hilarius Duha, Bupati Nias Utara, Marselinus Ingatin Nazara, Bupati Nias Barat, Faduhusi Daeli, DPRD Sumut, DPRD se-Kepulauan Nias, Ketua DPP HIMNI, Marinus Gea, Kapolres Nias, Kapolres Nias Selatan, Kejari Gunungsitoli, Dandim TNI 0213/Nias, Tokoh masyarakat adat, agama dan budaya se-Kepulauan Nias, seluruh ormas dan OKP, masyarakat Kepulauan Nias dan para undangan lainya.
Dalam sambutan Sekretaris Kemenkom, Agus Purwoto, menyampaikan, bahwa dengan adanya acara pesta Ya’ahowu ia sangat mengapresiasi. Pasalnya, pesta Ya’ahowu bukan hanya sekedar hiburan tetapi menampilkan segala budaya di dearah Kepulauan Nias yang menujukan khas budaya Nias.
“Sama dengan daerah lain di indonesia, Nias memiliki ragam budaya dan kekayaan alam yang sangat menarik untuk dikunjungin. Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, semoga kedepan Kepulauan Nias di jadikan daerah tujuan wisata oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia,” terang Agus Purwoto.
Sebelumnya, ketua panitia penyelenggara pesta Ya’ahowu, Sowaa Laoli, melaporkan, pelaksanaan pesta Ya’ahowu Kepulauan Nias bertujuan untuk melestarikan budaya Nias serta menjadi bahan untuk para wisatawan dalam menjujung di skala nasional dan manca negara.
Dalam acara pesta Ya’ahowu memiliki maskot tersendiri berupa burung “Beo” yang merupakan simbol pemersatu masyarakat dan pemerintah se-Kepulauan Nias.
“Berbagai kegiatan yang akan ditampilkan pada acara ini yakni, antraksi seni dan budaya, lomba dayung perahu, lomba permainan rakyat, Tradisional Nias, festival seni pahat, pameran produk unggulan dan kuliner Nias,” tutur Sowa’a Laoli pada laporanya.
Kata Ya’ahowu bagi masyarakat Nias bukanlah kata yang asing ataupun baru. Kata Ya’ahowu telah memudayakan dan telah turun-temurun di gunakan sebagai kata sapaan atau salam untuk kalangan masyarakat Nias. Ya’ahowu mungkin kata sederhana tetapi mengandung arti baik, Ya’ahowu berati di berkati.
Saat di mintai tanggapan masyarakat pada acara pembukaan pesta Ya’ahowu menyampaikan, mereka sanggat senang dan bangga dengan adanya pelaksanaan pesta Ya’ahowu yang bertujuan pelestarian budaya Nias.
“Sangat kami apresiasi dan senang dengan pelaksanaan acara ini, ternyata pemerintah Kepulauan Nias ini tidak menghilangkan budaya nias sehingga pada acara ini Pemerintah Kepulauan Nias memberi nama pesta yaitu, “Pesta Ya’ahowu”. Kata Ya,ahowu adalah kata sapaan tradisional khususnya masyarakat Nias. Terang El. Duha.
(Deserman Lase)