DimensiNews.co.id JAKARTA – Posisinya sebagai Direktur Komersial Bulog saat ini bukan didapat oleh Mansur Siri dengan cara yang mudah. Karirnya benar-benar dititi dari dasar di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.
Pria kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 31 Desember 1963 ini bukan berasal dari keluarga kaya. Ayahnya hanya bekerja sebagai sopir angkutan umum. Namun hal tersebut tidak lantas membuat Mansur remaja patah arang. Ia bertekad bisa menjadi orang sukses.
“Lepas SMA tahun 1983 saya coba ingin jadi pilot komersial di Curug (Tangerang). Latihannya berat, dari lima perwakilan Makasar saya lulus. Tapi tidak saya ambil,” ungkapnya kepada DimensiNews.co.id, Jumat (4/10/2019).
Saat itu, orangtua Mansur pun tidak marah sama sekali. Malah mereka tetap menyemangati anaknya untuk bisa sukses.
“Kata orangtua saya ‘tidak apa, mungkin ada yang lebih baik dari itu’. Kemudian saya masuk ke BRI (Bank Rakyat Indonesia), itupun hanya sehari,” kata Mansur sambil tertawa.
Dengan kondisi ekonomi keluarganya yang sederhana, Mansur yang bertekad bisa kuliah pun melamar di Perum Bulog. Ia diterima masuk pada Juni 1983 dan bisa menjadi pegawai bulan Agustus ditahun yang sama.
“Sebenarnya saya petugas pencatat untuk padi-padi yang diambil dari sawah. Tapi karena jumlah sopir truk terbatas, akhirnya saya merangkap jadi sopir. Dari beli padi di sawah, antar ke penggilingan, lalu balik ke kantor lagi,” jelasnya.

Meskipun begitu, Mansur tidak pernah mengeluh dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Ia bekerja dengan ikhlas dan selalu mensyukuri apa yang telah didapatnya.
“Semua seksi pernah saya rasakan, ya sambil belajar saja. Di usia 22 tahun saya menikah dengan istri yang waktu itu usianya 17 tahun. Karena kata orang ‘Kalau tidak punya istri kamu tidak akan pernah jadi pejabat’,” kata bapak tiga orang putra ini.
Mansur melanjutkan pendidikan untuk jenjang sarjana muda di Lembaga Administrasi Negara. Setelah lulus, ia pun diangkat menjadi juru timbang. Dari sinilah karir Mansur mulai terus menanjak.
Menyelesaikan Pendidikan S1 Administrasi Negara di STIA Al-Ghazali Soppeng pada tahun 2000 dan melanjutkan Pendidikan S2 Manajemen SDM di Universitas Hasanuddin pada tahun 2008.
Ia pernah menjabat sebagai Kasubdivreg Sorong, Merauke dan Poso. Lalu pernah juga menjabat sebagai Kadivreg Bali tahun 2015, Kadivreg Sumsel Babel, Kadivreg DKI Jakarta tahun 2016, Kadivreg Sulselbar tahun 2018.
“Kemudian pada bulan April 2019 saya dipercaya untuk menjadi Direktur Utama perusahaan gula PT. Gendhis Multi Manis di Blora. Saya benahi kondisi di sana, Alhamdulillah laporan keuangannya bisa positif,” ucapnya.
Kredibilitasnya pun mendapat perhatian dari pimpinan. Sehingga pada 31 Juli 2019, Mansur ditugaskan untuk menjabat Direktur Komersial Perum Bulog.
“Saya selalu bekerja dengan tanggung jawab dan mensyukuri apa yang telah didapat,” tandasnya.
Sebagai Direktur Komersial Perum Bulog, Mansur mempunyai target untuk menjalankan unit-unit usaha bisnis dari Bulog. Tetapi tidak mengesampingkan tugas utama dari Bulog yang menjaga stabilitas harga dan stok pangan komoditas kebutuhan pokok masyarakat.
Seperti 2019 ini, Bulog yakin masih bisa menyediakan stok beras 1,7 ton hingga akhir Desember. Ini sebagai cadangan beras untuk kebutuhan masa paceklik di awal 2020 mendatang.
“Sampai saat ini stok di gudangnya mencapai 2,3 juta ton dan masih menyerap sebanyak 4 ribu ton per harinya. Dengan demikian maka stok sampai akhir tahun akan aman hingga 1,7 juta ton,” paparnya.(Dar)