TANGERANG – pemandangan kepadatan kendaraan roda 4 dan 2 di depan Pasar Induk Tanah Tinggi kerap terjadi sehingga menjadi pemandangan rutin di waktu jam-jam pulang kerja dari jam 17.00 bahkan hingga dini hari, seperti yang terpantau saat ini sudah menjadi langganan rutin bagi mereka yang selalu melintas di jalan tersebut.
Rianti warga yang tinggal di wilayah perumnas Tangerang yang selalu rutin melintasi di jalur tersebut disaat pulang kerja mengeluhkan kemacetan yang dialaminya setiap hari hingga Berjam jam, ini membuatnya suatu dilema hingga saat ini.kata Rianti
Disisi lain Deny Granada selaku Pengamat Pengembangan Kota mengatakan dirinya dari awal sudah mengingatkan dalam hal ini yang menjadi pokok dasar permasalahannya adalah kajian AMDAL Lalin apakah sudah sesuai belum, terkait Koofesien Dasar Bangunan (KBD) di pasar induk yang dimaksud kata Deny (Rabu 31/8/2022)
Dan menurutnya pasar induk Tanah Tinggi keberadaan nya juga kurang cocok untuk posisi yang berdiri di tengah tengah Kota Tangerang oleh karena itu pemerintah Kota Tangerang menyediakan tempat pengganti yang berada di jatiuwung sebagai sentra Pasar Induk Kota Tangerang. Ujarnya
Lebih lanjut Deny menjelaskan disisi lain kontribusi PAD yang didapat pemerintah dari Pasar Induk Tanah Tinggi pun terkesan tidak ada kejelasan yang hanya menimbulkan kemacetan dan pemandangan yang kurang sedap pada wajah Kota Tangerang, tambahnya lagi
Dirinya berharap untuk keberadaan Pasar Induk Tanah Tinggi sebaik nya di tutup secara permanen saja dan tempat tersebut di tata ulang untuk jalur hijau serta buat paru paru Kota yang asri, dan atau dibuat pusat jajan oleh oleh guna meningkatkan pendapatan UMKM Kota Tangerang sehingga Kota Tangerang menjadi kota layak kunjung, layak Investasi, layak wisata dan sebagainya Imbuhnya
Dan menurutnya ini akan menjadi tolok ukur Masyarakat Kota Tangerang terhadap keberhasilan Arief R Wismansyah selaku Walikota di penghujung jabatan nya tuturnya