MADIUN – Sudjono, seorang pimpinan atau koordinator Pasar Besar Madiun setiap pagi berkeliling melintasi lorong-lorong pasar rakyat yang ada di lantai bawah hingga lantai atas itu. Ia sebelum memasuki ruang kantor pengelolaan Pasar Besar Madiun, menyempatkan diri untuk memantau aktivitas masyarakat baik para pedagang maupun pengunjung atau konsumen yang tengah transaksi jual beli sejumlah kebutuhan pokok.
Aksi sosialnya itu, sebagai wujud tanggungjawab sebagai pimpinan ataupun koordinator pengelolaan Pasar Besar Madiun terutama dalam bidang pengawasan masyarakat selama berada didalam pasar tradisional itu. Mengingat saat ini situasinya masih pandemi Covid-19 yang mana dikabarkan oleh pihak-pihak berwenang di Indonesia‘ hingga ini belum berahir. Sehingga menuntut kita untuk lebih berhati-hati lagi, terutama terhadap penyebaran virus berbahaya itu.
Karena itulah, ia selalu mengawasi masyarakat yang tengah beraktivitas di dalam Pasar Besar Madiun. Tujuannya baik untuk menegur dengan santun, mengingatkan serta sekaligus mengedukasi terkait pendisiplinan bagi mereka yang abai ataupun melanggar protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Karena dapat kita ketahui bersama bahwa pasar-pasar tradisional yang ada di Madiun dan sekitarnya ini, sering kali diketahui banyak masyarakat yang abai atau melanggar Prokes Covid-19. Terutamnya para oknum pedagang dan oknum masyarakat yang tidak menggunakan masker dengan benar, bahkan kelupaan tidak membawa masker.
Untuk itu, ia bersama sejumlah stafnya melakukan sosialisasi disiplin Prokes Covid-19 baik turun secara langsung menemui para pedagang maupun kepada masyarakat yang tengah berbelanja kebutuhan pokok. Selain itu, juga rutin menyampaikan himbaun Prokes Covid-19 serta pelaksaan 3M menggunakan alat pengeras suara yang dipasang disejumlah titik pada bangunan Pasar Besar Madiun itu.
“Ya kalau menggunakan pengeras suara yang ada ini, dalam sehari tidak bisa dihitung. Berapa kali kami menyapaikan himbauan, tentang displin Prokes Covid-19 kepada mereka yang ada didalam pasar ini. Harapannya dengan menghimbau masyarakat yang ada di pasar ini dengan pengeras suara, tidak ada klaster pasar karena mereka sudah melaksanaka Prokes Covid-19. Meski demikian diharapan tetap waspada dan tidak abai denagn melaksanakan 5M-nya,” ujarnya, Sabtu 18 Desember 2021.
Namun karena masyarakat yang ada didalam Pasar Besar Madiun ini, lanjut dia, karakter dan sifatnya juga berbeda-beda’ tentunya harus cara yang sabar, santun dan sopan. Namun pihaknya tetap mengingatkan agar mereka menggunakan masker dengan benar. Karena perlu diketahui bersama bahwa hingga saat ini, pandemi Covid-19 di Madiun dan sekitarnya belum berakhir. Makanya ia bersama sejumlah stafnya tidak henti-hentinya mengingatkan dengan telaten agar masyarakat, baik para pedagang maupun konsumen ini tetap menerapkan Prokes Covid-19.
Karena disetiap titik baik diluar bangunan Pasar Besar Madiun, telah disiapkan tempat untuk mencuci tangan berikut sabunnya. Bahkan, jika ada masyarakat baik pedagang ataupun pengunjung/konsumen kelupaan tidak membawa masker ataupun maskernya sudah tidak layak pakai, maka pihak pengelola Pasar Besar Madiun telah menyiapkan masker medis untuk digratiskan.
“Silakan masyarakat, dapat memanfaatkan masker gratis yang sudah disiapkan di kantor kami. Jadi, nanti jangan sampai ada klaster pasar. Mengingat Kota Madiun tren levelnya sudah satu, sehingga perlu adanya kesadaran bersama dari masyarakat baik pedagang atau pengunjung pasar rakyat ini untuk saling menjaganya agar tidak ada klaster pasar. Dengan harapan mereka memakai masker yang benar serta melaksanakan 3M hingga 6M, dapat memutus mata rantai Covid-19 di Indonesia termasuk di Madiun dan sekitarnya,” jelasnya.
Ia menguraikan pelaksanaan 3M hingga 6M ini yaitu Memakai masker, Mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, Menjaga jarak, Membatasi mobilitas, Menghindari makan bersama dan Menjauhi kerumunan saat dimanapun berada.
“Maka dari itu, setiap pengunjung yang baru datang ataupun sehabis berbelanja termasuk juga pedagang untuk mencuci tangan terlebih dahulu ditempat yang sudah disediakan. Jadi begitu sampai rumah dimungkinkan sudah aman, karena mereka sudah membersihkan serta melindungi diri dengan memakai masker yang benar,” ungkapnya.
Sementara itu’ Njadi, seorang warga asal Kelurahan Manisrejo, Kota Madiun mengaku tidak memakai masker saat didalam Pasar Besar Madiun dengan alasan kelupaan karena tertinggal di sepeda motor miliknya. Namun ia mengaku kondisinya sehat-sehat saja, bahkan sudah melaksanaka vaksinasi Covid-19 hingga dua kali.
“Alhamdulillah, tapi saya baik-baik dan sehat-sehat saja. Sebenarnya tadi saya membawa masker, tapi ketinggalan dibawah jok sepeda motor. Kedepannya saya berjanji tidak akan mengulangi lagi yaitu abai atau melanggar Prokes Covid-19 di tempat umum seperti pasar ini,” katanya.
Yuli, seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Besar Madiun mengakui dirinya tidak memakai masker dengan alasan karena bagian hidungnya sedang sedikit terganggu. Namun dirinya dalam keadaan baik dan sehat-sehat saja. Sedangkan bagian hidung yang bermasalah, dikarena tidak sengaja tekena tangannya setelah mengeluarkan cabe rawit dari dalam karung untuk dijajakan dilapak miliknya ini. “Saya kelupaan dan langsung memegang bagian wajah. Makanya hidung saya meler, bagaikan sedang pilek karena suatu virus atau alergi,” tuturnya.
Sedangkan’ Iwan, seorang pedagang di Padar Besar Madiun mengaku bagian lubang hidungnya terasa gatel jika berlama-lama memakai masker saat beraktivitas. Tetapi setiap hari saat dirinya berdagang di pasar rakyat ini, tetap memakai masker dengan benar. Karena selama dua tahun lebih, kita sudah terbiasa menggunakan masker baik siang maupun malam terutama pada saat berjualan di pasar ini. “Kebetulan hari ini, mungkin kondisi badan saya sedang tidak fit. Jadi saat pakai masker berlama-lama, terasa tidak nyaman dihidung, lalu gatel,” paparnya.*(ajun)
Keterangan Foto : Koordinator Pasar Besar Madiun’ Sudjono (kiri) bersama seorang stafnya saat melakukan pengawasan terkait penerapan disiplin Prokes Covid-19 didalam pasar tradisional.dimensinews/ajun