Festival Cisadane Sepi Pengunjung Pedagang Pilih Tutup Stand 

  • Bagikan

DimensiNews.co.id TANGERANG – Lantaran sepi pembeli, belasan stand di Festival Cisadane di Jalan Benteng Makasar, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang memilih tutup duluan. Karena menu yang disajikan oleh Pemerintah Kecamatan Periuk bukan hasil UKM melainkan hasil order dari toko dan mal.

Pantauan awak jurnalis, jualan yang di pajang di depan stand Kecamatan Priuk menggunakan rak dan bak baju. Mereka menyajikan berbagai macam jualan seperti baju, lap kaki, pakaian, handuk dan kue kering yang disimpan di dalam stand.

Jenis pakaian yang di pajang di depan stand tersebut layaknya seperti baju yang di obral di toko dan salah satu mal di Kota Tangerang. Bahkan, stand yang mereka dijaga bukan staf atau ASN kecamatan. Melainkan orang luar yang dibayar selama festival berjalan.

BACA JUGA :   Dua Putra Mantan Bupati Bungo 2 Periode, Siap Menangkan Dedy-UstadZ Dayat

”Wajar saja kalau pengunjung tidak mau beli barang di stand mereka. Karena barangnya sama saja yang di jual di pasar,” ujar Abdul Rohman pengunjung dilokasi festival, Kamis (30/8).

Abdul mengatakan, festival cisadane ini merupakan menampilkan hasil Usaha Kecil Menengan (UKM) atau program kegiatan OPD yang sedang berjalan di tahun ini. Dari hasil program kerja OPD tersebut bisa diadopsi oleh pengunjung yang datang. ”Yang kami lihat baju toko dan kue yang ada di mal di pajang. Gimana mau pengunjung beli barang tersebut lihatnya saja udah males,” terangnya.

Seperti contoh kata dia, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) menonjolkan hasil ide kreatifnya yakni, pembuatan septitang komunal atau jamban keluarga. Mereka pamerkan lantaran OPD tersebut memiliki program kerja yang membantu masyarakat. ”Anda lihat saja jamban keluarga berukuran besar mereka pajang di depan masyarakat,” terangnya.

BACA JUGA :   Rehab SMPN 11 Mesuji Diduga Bermasalah, Ini Tanggapan Kabid Dikdas

Abdul berharap, pihak Kecamatan Priuk diharapkan sebelum mengikuti festival cisadane tahun yang akan datang munculkan dulu UKM dan program kerjanya. Karena sangat berpengaruh terhadap omzet atau kegiatan yang selama ini mereka jalankan. ”Saya mengklaim seperti tidak ada program kerja di kecamatan,” paparnya.

 

 

Laporan Wartawan : Dul

Editor.                       : Red DN

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses