JAKARTA – Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjunawijaya atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (10/9/2025). Massa aksi mengenakan seragam khas federasi masing-masing, diantaranya biru dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan merah dari organisasi buruh lainnya.
Dengan membawa bendera serikat, membentangkan spanduk, dan menyanyikan yel-yel perjuangan, para buruh menyuarakan aspirasi mereka dari atas mobil komando yang dilengkapi pengeras suara. Salah satu spanduk yang paling mencolok bertuliskan: “Bekerja Keras Kita, Bayar Pajak Kita, Pejabat Nikmati Uang Gaji! Di Mana Keadilan Untuk Rakyat?”
“Ini simbol protes terhadap ketimpangan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang kami anggap tidak berpihak kepada buruh,” kata salah seorang peserta aksi.
Kritik Terhadap Pemerintah dan Aparat
Dalam orasinya, salah satu orator bernama Narti menyampaikan kritik keras terhadap pemerintah. Ia menilai demokrasi di Indonesia semakin kehilangan makna.
“Demokratis? Tapi ternyata semakin ke sini demokratis itu hanya sekadar soal,” ujarnya dari atas mobil komando.
Narti juga menegaskan rakyat kerap disalahkan saat menggelar aksi, padahal persoalan utama tidak pernah dievaluasi pemimpin.
“Apakah rakyat ini musuh dari TNI-Polri? Tidak. Yang terjadi saling menyalahkan, mencari jati diri masing-masing, tetapi tidak pernah mengevaluasi kebijakan. Ini yang harusnya dilakukan para pemimpin,” tegasnya.
Sepuluh Tuntutan Buruh
Para orator bergantian membacakan sepuluh tuntutan utama yang mereka bawa, antara lain:
- Reformasi total lembaga negara agar transparan dan berpihak pada rakyat, mulai DPR/DPRD, Polri, TNI, Kejaksaan Agung, MK, MA hingga Mahkamah Konstitusi.
- Pemecatan anggota DPR yang dianggap mengkhianati mandat rakyat.
- Reshuffle total Kabinet Merah Putih yang dinilai gagal bekerja.
- Hentikan kekerasan aparat terhadap demonstran, mahasiswa, dan aktivis.
- Hapus pajak yang membebani rakyat kecil, termasuk pungutan dari korporasi pengelola sumber daya alam.
- Turunkan harga sembako, listrik, dan BBM untuk meringankan beban rakyat.
- Sahkan undang-undang ketenagakerjaan yang benar-benar melindungi hak buruh.
- Reformasi upah minimum dengan standar pendapatan layak Rp 7,1 juta per bulan.
- Reformasi jaminan sosial, tolak kenaikan iuran BPJS, wujudkan jaminan sosial gratis dan universal.
- Hentikan program kerja eksploitatif seperti outsourcing, pelanggaran jam kerja, serta lindungi pekerja dari PHK.
Di bagian bawah spanduk tuntutan, massa menyelipkan seruan besar: “Bangkit, Bergerak, Hancurkan Tirani.”
Aparat Perketat Pengamanan
Pantauan di lokasi, aparat kepolisian berjaga ketat di sekitar area aksi. Beberapa kendaraan taktis dan barikade dipasang untuk mengamankan jalannya demonstrasi. Hingga siang hari, massa buruh masih melakukan orasi dan menyuarakan tuntutan mereka.*