Semburan Gas Tidak Bahaya? Warga Ajak Dirut Pertamina EP Mandi dan menginap Di Sukaperna

  • Bagikan

DimensiNews.co.id –  KABUPATEN INDRAMAYU. 

Direktur Utama PT.Pertamina EP Nanang Abdul Manaf ikut mengunjungi desa Sukaperna pada kunjungan kerja anggota DPR RI Komisi VII Herman Khaeron, Senin (08/01/2018).

Dalam kesempatan itu, Nanang memberikan penjelasan terkait semburan gas kepada masyarakat desa Sukaperna.

Kepada masyarakat, Nanang mengatakan bahwa, semburan gas ini merupakan gejala alam, “keluarnya semburan gas ini merupakan gejala alam yang kita sebut sebagai gas rawa atau gas dangkal yang tidak ada kaitannya dengan pengeboran ataupun produksi Pertamina EP, dan semburannya hanya akan terjadi jika musim hujan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, semburan gas ini jika hanya sekedar terpapar tidak berbahaya, yang membuatnya berbahaya gas ini mudah terbakar. “Gas yang keluar ini sudah kita ambil contohnya dan di bawa ke laboratorium, ternyata ini merupakan gas metan yang tidak berbahaya jika hanya sekedar terpapar,” tuturnya.

BACA JUGA :   BMI Purwakarta Siap Kawal dan Perkuat Kerja Partai

(BACA JUGA: Tinjau Semburan Gas di Desa Sukaperna, Herman Khaeron: Ini Darurat)

Tambahnya, “kita juga tidak merasakan bau menyengat karena saat lepas ke udara komposisi hilang, yang berbahaya gas ini sangat reaktif terhadap api, sehingga mudah menyambar dan terbakar jika tersulut api,” jelasnya. Ia juga meminta warga lebih disiplin agar jangan mendekatkan api ke semburan gas tersebut.

Namun, pernyataan ini ditolak mentah-mentah langsung dihadapan Dirut Pertamina EP oleh salah seorang warga bernama Soleh. Dimana, kata Soleh, tahun 2015 semburan gas ini keluar saat musim kemarau, sebenarnya kami bosan dengan adanya penjelasan tentang gas rawa, Karena kenyataannya daerah semburan berada dilingkungan yang dekat dengan aktifitas pertamina,” ujarnya

BACA JUGA :   Kado HUT RI 116 Anak Binaan Lapas Anak dan Wanita Tangerang Dapat Remisi

Ia tak habis pikir kenapa Dirut Pertamina bisa mengatakan bahwa ini tidak berbahaya jika hanya terpapar, “bagaimana Pertamina menganggap gas ini tidak berbahaya. Kami merasa pusing karena baunya sangat menyengat, terlebih pembuangannya pun tetap berada dekat dengan pemukiman warga,” selanya.

Soleh juga menceritakan kejadian yang dialami oleh Kasta yang rumahnya terbakar karena semburan yang keluar itu api. “Untung kejadiannya belum terlalu malam sehingga warga masih banyak yang terjaga dan langsung membantu, kalo kejadiannya tengah malam warga pasti banyak yang tidak tahu, terlebih Kasta kondisinya sudah tua renta,” kisahnya.

Bahkan beberapa warga yang saat itu hadir, mengajak Dirut Pertamina EP untuk mandi dan menginap di sukaperna selama beberapa hari supaya dapat merasakan penderitaan warga. “Air di desa sukaperna saat ini jika dipakai untuk mandi malah bikin gatal-gatal, disini juga sudah banyak yang kena ISPA, kalau tidak percaya coba saja bapak mandi dan menginap di sini beberapa hari biar tau bagaimana rasanya.” ketus warga. (Ef)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected !!
Verified by MonsterInsights