Tips Penjual Mie Ayam yang Sukses ‘Hipnotis’ Para Pelanggannya

  • Bagikan
Rudi pemilik warung mie ayam saat melayani pesanan pelanggannya. (Foto Adi)

Surabaya — Di tengah keramaian lalu lintas malam di sekitaran RSI jl. A Yani dan Royal Plaza Mall Surabaya, nampak berdiri sebuah warung kaki lima yang menyuguhkan mie ayam sederhana. Uniknya, meski bukan restoran ber-AC atau tempat makan estetik untuk berfoto ria, warung ini pun terlihat tak pernah sepi pengunjung.

Selain suguhkan kehangatan rasa, pemilik warung pun menyajikan keakraban dalam setiap mangkuknya. Warung yang buka mulai pukul 20.00 WIB itu tak menunggu waktu lama untuk mengisi kursi-kursi plastik di meja panjang nya Dengan pelanggan. Kepulan uap dari aroma kaldu dan tumisan ayam yang menyebar ke penjuru jalan, sontak membuat antrean erlahan memanjang hingga mendekati trotoar.

Kepada Dimensinews.co.id, Rudi, pemilik warung Mie Ayam itu menuturkan tips agar pelanggan tetap setia datang bukan hanya karena ‘soal rasa’, namun, penyuguhan pelayanan yang tulus dan suasana yang mengalir begitu saja tanpa dibuat buat juga akan menjadi sesuatu yang dikenang bagi pelanggan.

BACA JUGA :   Cafe Bang Ridho Hadir Menjawab Harapan Para Kalangan Muda Mudi Untuk Kongkow

Ia menambahkan, selalu menyapa pelanggan dengan ramah, mengingat pesanan langganan, dan bahkan menyediakan tambahan kuah bagi yang suka mie berkuah banyak.

“Ya mungkin banyak yang datang karena rasa, tapi mungkin lebih banyak lagi yang kembali karena suasana,” terangnya merendah.

Rudi mengaku tak punya rahasia khusus selain konsistensi dan kesungguhan. Memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan lah senjata pamungkas keduanya setelah ‘Rasa’.

“Niat saya tak hanya mengenyangkan perut pelanggan, sebisa mungkin saya juga akan mengenyangkan ‘hati’ pelanggan,” kelakarnya. 

Adapun proses pemasakannya ia menuturkan bahwa telah menjadi pantangan baginya untuk menggunakan produk kaldu instan, melainkan ia hanya menggunakan kuah kaldu asli yang dihasilkan dari rebusan tulang ayam segar.

BACA JUGA :   Baruga Coto Makasar Daeng Jamal Siap Manjakan Lidah Anda Pencinta Kuliner

Sedangkan Bumbu tumis ayamnya, saya racik sendiri. Yang penting, saya memasak seperti memasak untuk keluarga sendiri,” tuturnya sambil tersenyum.

Sementara itu, kepada media ini, seorang pelanggan, Dita (23), mengaku sudah menjadi pelanggan tetap sejak beberapa bulan terakhir.

“Kalau lagi capek pulang kerja, makan di sini tuh seperti recharge. Suasananya hangat, rasa mie nya enak, porsinya cukup mengenyangkan dan yang paling penting juga tak membuat kantong bolong,” katanya.

Menurutnya, mangkuk motif bunga lawas, suasana terbuka, dan lampu jalan yang menyinari gerobak, semua menyatu menciptakan pengalaman makan yang tak sekadar soal makanan. Warung ini jadi tempat singgah, tempat ngobrol, bahkan tempat melepas penat sebelum hari berganti.

BACA JUGA :   Tingkatkan Imun Tubuh, Ini Resep Minuman Empon-empon

Di tengah maraknya kuliner modern, warung mie ayam milik Rudi membuktikan bahwa kesederhanaan yang diracik dengan niat baik tetap bisa menciptakan kesan yang mendalam. 

Menurutnya, rasa tak hanya lahir dari sebuah bumbu, tapi juga dapat tercipta dari hati yang sungguh-sungguh. Niat baik memanjakan pengunjung warungnya telah menjadi salah satu alasan bagi pelanggan agar bisa datang kembali dan sekaligus menikmati kehangatan mie ayam buatannya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses