JAKARTA – Setelah 76 tahun merdeka, di Indonesia belum hadir organisasi penulis yang berumur panjang dan kokoh. Ini berbeda dengan di negara-negara lain, termasuk di negara Asia, di mana banyak organisasi penulis yang hadir, berusia panjang, bahkan lebih tua dibandingkan kemerdekaan negaranya.
Hal itu ditegaskan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam (31/3). Webinar bertema “Membangun Organisasi Penulis” ini sekaligus juga merupakan Pertemuan Tahunan SATUPENA.
Anggaran Dasar SATUPENA memang menyatakan, tiap tahun di bulan Maret harus ada forum pertemuan antara pengurus dengan para anggota. Dalam pertemuan, yang terbuka untuk masyarakat umum itu, Denny selaku Ketua Umum menyampaikan berbagai pelaksanaan program SATUPENA.
Denny menuturkan, ketika terpilih sebagai Ketum SATUPENA bulan Agustus 2021, dia mewarisi organisasi penulis yang pecah dua. Maka upaya pertamanya adalah membenahi organisasi, supaya jelas status hukumnya dan kokoh.
Kini SATUPENA sudah melantik koordinator penulis di 34 povinsi di Indonesia. Maka sejak era reformasi, inilah pertama kalinya ada organisasi penulis yang memiliki anggota di semua provinsi.
SATUPENA mengalami transformasi. Dari kepengurusan kembar, kini SATUPENA menjadi komunitas yang memiliki kepengurusan di 34 provinsi, TV Penulis, webinar mingguan, program print on demand, dan rencana membuat film untuk Netflix, dan sebagainya.
“Namun, mustahil semua itu dikerjakan tanpa dana. Maka saya sudah menyumbangkan dana Rp 1.067.500.000 untuk menggerakkan organisasi. Tetapi itu sebagai pemicu awal, untuk dilanjutkan oleh para koordinator dan pengurus di berbagai provinsi,” ujar Denny.