DimensiNews.co.id, SURABAYA- Rumah sakit sebagai institusi yang bertugas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun disamping itu tak lepas dari tanggung jawab pengelolaan limbah yang di hasilkan dalam kegiatan medisnya.
Aktivitas rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya jika proses kegiatan pengelolaan limbah yang dihasilkan dari proses medisnya tanpa melalui prosedur pengelolaan yang benar.
Terkait hal ini, Kepala Bagian Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit Wiyung Sejahtera, Turmudi, saat ditemui awak media menyampaikan bahwasanya seluruh perijinan dan proses Ipal di tempatnya bekerja telah memenuhi seluruh aturan dan perizinan yang ada, Senin (8/6/2020).
Namun ada hal yang mengejutkan saat mengajak beberapa awak media berjalan-jalan menunjukan instalasi limbah cair dan TPS rumah sakit. Nampak di TPS yang bertuliskan Non Infeksius di rumah sakit tersebut menumpuk pampers bekas persalinan, masker medis, dan nurse cap yang tercampur menjadi satu dengan sampah non infeksius di kantong plastik sampah besar warna hitam.
Mendapati pemandangan seperti itu, sontak Turmudi memanggil stafnya melalui selulernya.
“Mbak kiki, ini di TPS sampah non infeksius kok ada pampers-pampers ya? Sampean kesini sekarang ya,” perintah Turmudi kepada stafnya.
Awalnya kiki menjawab bahwasanya pampers-pampers tersebut adalah pampers bayi, namun setelah dilihat lebih dekat ternyata pampers tersebut berukuran dewasa dan seketika itu pula jawaban kiki pun langsung berbeda.
“Kalau pampers ibu nifas itu masih boleh masuk sini kok bapak,” jawab kiki enteng.
Terkait pembuangan selanjutnya, ditanya wartawan, Turmudi menyatakan bahwa proses pembuangan sampah non medis bekerja sama dengan sampah warga, akan tetapi pihaknya mengaku tidak tahu lokasi pembuangan selanjutnya.
“Sampah non infeksius ini dibuang bersama dengan sampah warga, selanjutnya saya ndak tau dibuang kemana mas,” ujarnya.
Sedangkan dari pantauan awak media, sampah tersebut selanjutnya dibuang di pembuangan sampah yang dekat dengan lokasi Danau Unesa. Diambil oleh petugas sampah warga setiap kurang lebih dua hari sekali dengan menggunakan gerobak sampah.
Sedangkan menurut Turmudi, pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga untuk pengelolaan limbah B3, baik itu cair maupun padat. Pihaknya mengaku limbah non medis itu rutin diambil 3 kali dalam satu minggu tergantung kebutuhan.
“Di Rumah sakit ini setiap harinya ada sekitar 50 kg limbah medis, dan kita bekerja sama dengan pihak ketiga dan membayar 18 ribu/kg sebelum PPN. Dan kita tidak mungkin mengelola limbah padat karena kita tidak memiliki insenator mas,” ujarnya. (by/pj)