JAKARTA- Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan duka cita mendalam atas bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden juga memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) beserta instansi terkait untuk segera melakukan penanganan cepat di lokasi terdampak.
“Presiden Prabowo Subianto menyampaikan duka cita atas bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Timur,” kata Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya melalui unggahan di akun Instagram resmi @sekretariat.kabinet, Rabu (10/9/2025).
Teddy menjelaskan, Presiden menekankan pentingnya distribusi bantuan secara cepat dan tepat sasaran. Atas instruksi tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto langsung berangkat ke Bali untuk memimpin penanganan tanggap darurat, memastikan upaya pencarian dan pertolongan, serta pemenuhan kebutuhan logistik dasar warga terdampak berjalan optimal. BNPB juga telah menyalurkan bantuan awal berupa perahu karet, mesin pompa, tenda pengungsi, paket sembako, matras, selimut, serta dukungan dana sesuai kebutuhan lapangan.
Banjir di Bali
Bencana banjir menerjang sejumlah daerah di Bali akibat hujan ekstrem selama 24 jam. Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut banjir merendam 43 titik di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Titik terparah berada di Pasar Kumbasari dan Jalan Raya Pura Demak. Sekitar 200 pedagang di Pasar Kumbasari terdampak, dan delapan orang masih dinyatakan hilang.
Empat daerah disebut paling parah terdampak banjir, yakni Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Tabanan. Data sementara BNPB mencatat dua orang meninggal dunia dan empat lainnya masih hilang.
Banjir di NTT
Sementara itu, banjir bandang di NTT berdampak pada sedikitnya 10 desa yang terisolasi total. Jalan menuju desa-desa itu tertimbun longsor dan dua jembatan ambruk. Lima desa terdampak parah antara lain Desa Maukeli, Lokalobo, Ae Woe, Loda Ola, dan Wolo Kisa di Kabupaten Nagekeo.
Kapolres Nagekeo AKBP Rachmad Muchamad Salili menyebut empat orang korban, termasuk dua bayi berusia 13 bulan dan enam bulan, masih belum ditemukan. Banjir bandang dan tanah longsor ini juga menewaskan tiga orang: satu laki-laki dewasa, satu perempuan lanjut usia, dan satu bayi perempuan. Dua warga lainnya dilaporkan luka-luka.
Fokus Pemerintah pada Penanganan Cepat
Pemerintah pusat memastikan akan terus memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait untuk mempercepat penanganan darurat. Presiden Prabowo menegaskan bahwa keselamatan dan pemulihan warga terdampak menjadi prioritas utama.*