JAKARTA – Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus memadati gerbang utama Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025). Mereka turun ke jalan dalam aksi bertajuk #RakyatTagihJanji untuk mendesak pemerintah dan DPR memenuhi “17+8 Tuntutan Rakyat” yang disusun berdasarkan kajian akademis serta aspirasi publik.
Pantauan hingga pukul 14.50 WIB, massa aksi masih berorasi sambil mengibarkan bendera dan spanduk di depan gerbang DPR. Kondisi lalu lintas di sekitar Jalan Gerbang Pemuda hingga Jalan Tentara Pelajar terpantau padat, dengan antrean kendaraan mengular panjang. Klakson kendaraan terdengar bersahut-sahutan, namun arus lalu lintas masih bisa bergerak berkat pengaturan aparat kepolisian.
Long March dan Mobil Komando
Massa yang berasal dari berbagai kampus, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Kristen Indonesia Atma Jaya, bergerak dari Lapangan FISIP UI, Depok, pukul 12.00 WIB menuju Jakarta. Mereka melakukan long march dari arah Jalan Gerbang Pemuda menuju Jalan Gatot Subroto.
Para mahasiswa mengenakan almamater masing-masing, seperti kuning khas UI dan biru milik UIN, serta membawa bendera fakultas, spanduk “Menangkan Tuntutan Rakyat”, dan mobil komando bertuliskan “SUARA RAKYAT”. Setibanya di depan gerbang DPR, orasi langsung digelar dari atas mobil komando.
“Hari ini kita pastikan kebenaran-kebenaran itu pasti untuk Indonesia!” seru salah satu orator. Seruan itu disambut pekik “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!” dari massa yang memadati lokasi.
Kritik untuk DPR dan Aparat
Ketua BEM UI 2025, Atan, menuding DPR tidak sungguh-sungguh mendengar aspirasi rakyat. “Sorak huuu kepada mereka!” teriaknya sambil menunjuk ke arah gedung DPR, yang disambut riuh sorakan massa. Ia juga menyinggung tindakan represif aparat kepolisian dalam gelombang aksi mahasiswa sejak Agustus lalu, termasuk jatuhnya korban jiwa. “Sorak huuu kepada mereka yang berbaju cokelat di belakang!” ujarnya menunjuk barisan polisi yang berjaga.
Sejumlah mahasiswa pun meneriakkan kecaman langsung ke arah aparat. “Huuu! Pembunuh rakyat!” teriak mereka serentak.
Tuntut Dialog Terbuka
Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI sekaligus juru bicara Ikatan Keluarga Mahasiswa UI (IKM UI), Diallo Hujan Biru, mengatakan mahasiswa telah menyiapkan hasil kajian yang hendak diserahkan kepada DPR.
“Kalau anggota dewan ingin membuka dialog, temui kami di sini. Kami sudah mengkaji selama berhari-hari betapa bobroknya negara ini,” kata Diallo kepada wartawan. Ia menegaskan DPR seharusnya menemui mahasiswa di luar gedung jika serius mendengar aspirasi rakyat, bukan mengundang mereka ke ruang rapat sekadar untuk meredam aksi.
Diallo juga menolak klaim pertemuan antara mahasiswa UI dan DPR pada 3 September lalu yang disebut mewakili IKM UI. “Agus Setiawan yang hadir saat itu tidak merepresentasikan kami. Kami sejak awal sudah menyatakan sikap untuk tidak menghadiri pertemuan tersebut,” ujarnya.
Tuntutan dan Aksi Lanjutan
Aksi #RakyatTagihJanji yang digagas BEM UI ini terbuka untuk masyarakat umum. Sejak Senin, panitia sudah mengundang berbagai BEM kampus lain, aliansi ojek online, buruh, dan kelompok masyarakat sipil untuk bergabung.
Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI 2025, Bima Surya, menyebut aksi kali ini diikuti sekitar 500 mahasiswa dan diperkirakan terus bertambah. “Rencananya hasil kajian akan kami serahkan ke DPR RI. Massa aksi akan menunggu dan mendesak agar perwakilan DPR RI menemui mahasiswa,” ujar Bima.
Tuntutan mahasiswa diramu dari suara netizen, petisi daring yang mendapat puluhan ribu dukungan, serta tambahan isu yang diangkat buruh dan kelompok masyarakat sipil dalam aksi sebelumnya.
Hingga pukul 15.40 WIB, mahasiswa dari Universitas Kristen Indonesia Atma Jaya tiba untuk bergabung dengan barisan aksi. Orasi masih berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian.*