SAROLANGUN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sarolangun, mencatat sepanjang tahun 2021 sebanyak enam orang yang meninggal diakibatkan tenggelam di Sungai Tembesi.
“Ada tiga orang anak-anak, selebihnya dewasa. Semua korban hanyut meninggal dunia,” katanya, Rabu (30/12).
Kabid Kedaruratan dan Logistik, Yen Aswadi, mengatakan, untuk kejadiannya di beberapa titik yakni di Kecamatan Bathin VIII, Sarolangun, Limun dan yang terakhir di Kecamatan Mandiangin.
“Kejadiannya di bantaran Sungai Tembesi dan Limun,” ujarnya
Yen menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima oleh BPBD, bahwa penyebab seringnya terjadi warga tenggelam di bantaran Sungai Tembesi adalah faktor kelalaian dan kurangnya waspada saat beraktivitas di sungai.
“Kalau kita dengar cerita dari warga, salah satunya itu disebabkan oleh kelalaian,” ucapnya
Kejadiannya tidak dipengaruhi kondisi air sungai, pasalnya beberapa kali kejadian warga yang tenggelam kondisi sungai tengah surut.
“Tidak menentu, ada yang pas air lagi surut. Dan terakhir beberapa waktu lalu itu terjadi saat air sungai tembesi sedang pasang,” ungkapnya
Sementara itu, Yen menyebutkan, bahwa perlengkapan tanggap bencana masih banyak yang kurang, salah satunya itu perahu karet.
“Terakhir kita pakai saat pencairan bocah hanyut yang di Mandiangin, perahu sudah rusak. Memang tidak bisa lagi untuk digunakan,” sebutnya
Diakuinya, pihaknya akan berusaha untuk melakukan pengajuan pengadaan peralatan tersebut. Agar kebutuhan perahu ke depannya dapat terpenuhi.
“Sebelumnya ada bantuan dari pemerintah pusat, ada bantuan 2 unit mesin. Kalau perahu memang belum dikabulkan, Kalak kita juga sudah sampaikan perihal ini ke bupat,”(Sanu)