DimensiNews.co.id, TULUNGAGUNG — Pemerintah Kabupaten Tulungagung menggelar prosesi ritual jamasan Pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas. Pusaka yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Islam ini juga diyakini masyarakat Tulungagung sebagai cikal bakal sejarah Kabupaten Tulungagung.
Bagi masyarakat Tulungagung, pusaka tombak Kanjeng Kyai Upas adalah sebuah pusaka berbentuk tombak panjang dengan lendean 4 meter yang merupakan peninggalan sejarah dari kerajaan Mataram yang dibawa RM Tumenggung Pringgodiningrat putra pangeran Notokusumo menantu Sultan Ngayogyokarto Sri Sultan Hamengku Buwono II, saat Raden Tumenggung Pringgodiningrat diangkat menjadi Bupati Ngrowo sekarang Kabupaten Tulungagung. Jamasan ini mengandung makna filosofi membersihkan hati dan rohani agar manusia bisa menjalani kehidupan dengan baik.
Jamasan Tombak Kyai Upas digelar satu tahun sekali, pada bulan Suro dalam penanggalan jawa. Ritual jamasan ini diawali dengan kirab kesenian Reog Kendang dan diringi dayang pembawa air dari 9 sumber mata air. Selanjutnya air ini lah yang diserahkan ke Bupati Tulungagung untuk dicampur dengan kembang 7 rupa, sebagai air jamasan pusaka.
Saat prosesi siraman pusaka berlangsung dibacakan surat Yasin dan Tahlil dengan diiringi alunan gamelan jawa, sehingga menambah khidmad dan kesakralannya.
Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo, Jumat (04/09/2020) seusai acara, kepada awak media mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya acara tersebut bisa berjalan khidmad dan lancar.
“Prosesi jamasan pusaka Kyai Upas ini rutin kita laksanakan tiap tahun tepatnya 10 suro pada penanggalan jawa. Selain itu juga merupakan ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang maha kuasa. Sekaligus sebagai permohonan dan harapan agar dimasa mendatang masyarakat Tulungagung semakin aman dan nyaman, tentunya masyarakat Tulungagung mudah-mudahan terhindar dari segala malapetaka,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung Bambang Ermawan mengatakan, prosesi jamasan pusaka Tombak kyai Upas ini adalah perwujudan pelestarian tradisi budaya leluhur.
“Salah satu tujuan prosesi ini adalah pengembangan nilai-nilai tradisi leluhur terdahulu serta untuk kemajuan kebudayaan Tulungagung,”ujar Bambang.
Acara diselenggarakan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Tulungagung. Hadir dalam acara tersebut Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo, Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia, Ketua DPRD Tulungagung Sumarsono bersama jajaran Fokopimda serta keluarga Pringgo Kusumo, tokoh agama dan tokoh masyarakat.*(Cristian)