Dirjen KSDAE Akan Kembalikan “Jono”Orangutan dan”Baddy” Beruang Madu Kehabitatnya

  • Bagikan
 

DimensiNews.co.id JAKARTA – Dirjen KSDAE Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno bersama Kepala Balai KSDA Jakarta Ahmad Munawir di dampingi kabid Humas polda Metro Jaya Argo Yuono melakukan konfrensipers terkait Translokasi “Jono” orang utan (Pongo pygmaeus) dan”Baddy” Beruang Madu (Helarctos malayanus) dari PPS Tegal Alur ke orang utan Care Center and Quarantine orangutan Foundation International Kalimantan Tengah  (19/4/2018)

Dirjen KSDAE Wiratno menjelaskan,Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) merupakan salah satu jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Berdasarkan The IUCN International Union for Conservation of Nature) Red List of Threatened Species,ketiga spesies Orangutan yang hanya ada di Indonesia berstatus Critically Endangered dengan trend populasi yang terus menurun.

Seluruh spesies Orangutan juga terdaftar dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yang artinya bahwa Orang utan tidak boleh diperdagangkan Adapun Beruang Madu (Helarctos malayanus) juga demikian adanya,

BACA JUGA :   Dalam Rangka PHI di Kabupaten Madiun, 100 Orang Ikut Rapid Test Gratis

Walaupun statusnya masih vulnerable berdasarkan IUCN,Secara umum, percepatan kepunahan keanekaragaman spesies disebabkan oleh kerusakan habitat (baik secara alami maupun oleh karena anthropogenic disturbance) serta perburuan dan konflik dengan manusia.

Populasi Orangutan Kalimantan saat ini diperkirakan sebanyak kurang lebih 57.350 individu, yang tersebar pada 25 meta-populasi. Berdasarkan hasil
perhitungan Population viability Analysis (PVA), diprediksi bahwa Orangutan Kalimantan hanya mampu bertahan (viable) sebanyak 38% dalam kurun
waktu 100 hingga 500 tahun ke depan, dengan syarat bahwa ancaman utama kepunahan spesies dapat diminimalisir.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan degradasi populasi di habitat alami satwa liar adalah dengan melakukan pengembalian satwa ke habitatnya

Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Lungkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam rangka implementasi dan aksi nyata upaya konservasi keanekaragaman hayati, telah berupaya dengan menggandeng para pihak yang memiliki perhatian khusus terhadap konservasi satwa langka, diantaranya Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dan orangutan Foundation International (OFI)

BACA JUGA :   Final Series Suwarnadwipa Gass Poll Drag Race 201 M, Sukses Digelar Sekawan Production

Kedua lembaga dimaksud akan bekerja bersama Balai KSDA Jakarta dalam rangka translokasi orangutan bernama Jono dan Beruang Madu bernama”Baddy. Translokasi Jono dan Baddy akan dilakukan dari Pusat Satwa (PPS) Tegal Alur yang dikelola oleh Balai KSDA Jakarta ke orang utan Care Center and Quarantine (occQ) milik oF1 di Desa Panjang,Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Untuk selanjutnya, Jono dan Baddy akan menjalani rehabilitas selama beberapa waktu di OCCQ, hingga kemudian dapat kembali dilepasliarkan ke habitatnya di TN Tanjung Puting.

Selain Jono dan Baddy, pps Tegal Alur saat ini masih individu satwa liar untuk dirawat dan dipelihara. Satwa-satwa tersebut pada umumnya merupakan hasil sitaan ataupun hasil penyerahan secara sukarela dari masyarakat. Balai KSDA Jakarta selama ini memang mengfungsikan PPS Tegal Alur sebagai tempat untuk melakukan aktivitas perawatan satwa-satwa hasil maupun hasil penyerahan.

Perawatan yang dilakukan di PPS bersifat sementara sebelum adanya penetapan untuk penyaluran satwa lebih lanjut, seperti yang dilakukan terhadap Jono dan Baddy kepada OCCQ-OFI adalah orangutan yang diserahkan oleh pemiliknya secara sukarela kepada Balai KSDA Jakarta pada tanggal 18 April 2012. Melalui pemeriksaan kesehatan pada tanggal 26 Juni 2013, Jono dinyatakan bebas dari penyakit atau bakteri lainnya.

BACA JUGA :   Pelantikan Ketua RW Menggelar Beragam Perlombaan

Dalam waktu enam tahun berada di PPS menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama
pemeriksaan tuberculosis (Tb) dan hepatitis surface antigen,

Adapun Baddy, adalah Beruang Madu yang diperoleh dari sitaan Polda Metro Jaya yang kemudian diserahkan kepada Balai KSDA Jakarta pada tanggal 4 April 2017. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pada tanggal November dinyatakan dalam kondisi Pemeriksaan kesehatan terhadap keduanya dilaksanakan terakhir kali pada tanggal 17 April 2018 dengan kesimpulan bahwa Jono dan Baddy dalam kondisi sehat.

Berdasarkan penilaian-penilaian atas kelayakan translokasi, serta kesiapan para pihak dan maskapai penerbangan, Jono dan Baddy akan diberangkatkan
hari Senin tanggal 23 April 2018 pukul pesawat Trigana Air. Penerbangan akan dilakukan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke Bandara Iskandar di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Laporan Reporter : Hery
Editor.                     : Red DN

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses