Apa Makna ‘Wahyu Purbo Sejati’ Dalam Ritual Ruwatan Desa Pendem?

  • Bagikan
Pagelaran Wayang Kulit untuk ruwat desa.

DimensiNews.co.id, BATU – Menjadi sebuah tradisi dalam bulan Syuro (1 Muharam,red), dipastikan masyarakat Jawa mengadakan berbagai kegiatan. Diantaranya, bersih desa dan ruwatan desa.

Dalam hal ini, minggu ke empat September ini, dianggap oleh masyarakat Jawa menjadi hari terakhir dalam bulan Syuro. Dengan demikian, sebagian daerah di wilayah Kota Batu, Jawa Timur tengah mengadakan kegiatan bersih desa dan ruwatan desa tersebut.

Sedangkan, arti dari ruwatan itu sendiri, diambil dari beberapa sumber menjelaskan bahwa prosesi ruwatan memiliki tujuan membebaskan dari segala ancaman musibah.

Dan, kali ini kegiatan itu dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan menggelar Wayang Kulit yang berjudul ‘Wahyu Purbo Sejati’, Sabtu (28/9/2019) malam.

BACA JUGA :   Miris, Untuk Beli Kuota Internet Seorang Siswi SMP Terpaksa Jual Diri

Dikatakan Kepala Desa Pendem, Tri Wahyuwono Efendi, mengatakan bahwa judul untuk pagelaran wayang tersebut dipilihnya sendiri.

“Makna dari cerita ‘Wahyu Purbo Sejati merupakan sebuah wahyu atau anugerah besar yang sebenarnya dari Sang Pencipta,” kata dia.

Dijelaskan olehnya, nantinya wahyu dikembalikan karena keinginan dari masyarakat. Yang artinya, imbuh Efendi, dikembalikan kepada dirinya untuk menjalankan amanah dalam memimpin pemerintahan desa.

“Digelarnya Wayang Kulit untuk ruwat ini, sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Pendem. Uri-uri budaya wayang kan budaya kita yang harus kita hargai, dan kita lestarikan keberadaannya,” jelas dia.

Penyerahan Gunungan Wayang, tanda ruwat dimulai.

Sementara, salah satu Budayawan asal Malang, Bambang GW, menuturkan bahwa ‘Wahyu Purbo Sejati’ yaitu pemberian wahyu atau anugrah dari dewa kepada manusia tertentu diantaranya raja, pendeta, ksatria, karena manusia tersebut telah berhasil atau telah berjasa kepada dewa.

BACA JUGA :   Kemenhub Hapus Ketentuan Pembatasan Kapasitas Penumpang Penerbangan Internasional

Dalam usaha untuk meraih keberhasilannya, lanjut dia, manusia yang dimaksud itu melakukan berbagai macam cara untuk meraih perhatian para dewa. Dan, bagaimana cara itu tentunya memiliki makna tertentu juga.

“Yang saya ketahui dari berbagai sumber, bisa diterjemahkan Wahyu Purba Sejati berwujud sukma dari Ramawijaya (purba) dan Laksmanawidagda (sejati dan wahdat). Wahyu purba menjelma kepada Kresna, wahyu sejati menjelma kepada Arjuna, dan wahyu wahdat menjelma kepada Baladewa,” pungkas dia. (Put)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses