Gresik – Dipicu dari maraknya video yang bermuatan ujaran saling caci dan tebarkan kebencian, perseteruan antara pendukung dan penolak para habaib pun sempat kian memanas di media sosial.
Di tengah situasi ini, tak menghalangi Acara rutinan yang selalu digelar Pondok Wong Bodho asuhan Gus Sukoiri untuk tetap melaksanakan Khitanan Massal dan Pengajian yang digelar pada 5 Agustus 2024.
Namun ada yang berbeda pada gelaran di Tahun ini, acara tersebut diwarnai dan sempat menarik perhatian lebih karena dihadiri oleh seorang kiai Kontroversial dari Jawa Barat, KH. Imaduddin sebagai penceramah.
Adapun ramai sebelumnya, KH Imaduddin yang dikenal karena tesisnya sempat membahas keabsahan keluarga Ba’alawi di Indonesia, yang secara tak langsung telah memicu perdebatan dikalangan publik. Kehadiran KH. Imaduddin pada acara kali inipun, akhirnya mengundang berbagai reaksi dari masyarakat sekitar, termasuk dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Surabaya.
Dalam pantauan DimensiNews, acara pengajian bareng tersebut dihadiri oleh ribuan orang, termasuk beberapa perguruan pencak silat dari ranting Menganti, seperti PSHW-TM, Kera Sakti, Pagar Nusa, dan PSHT. Selain itu, ditambah masyarakat umum yang diperkirakan mencapai 500 orang.
Adapun kegiatan pengajian tersebut dimulai sekitar pukul 19:10 wib. Namun, sekitar pukul 20:00, nampak hadir kurang lebih 150 massa yang mengatasnamakan Umat Islam Jatim sembari melakukan aksi protes penolakan.
Mereka meminta agar KH. Imaduddin tidak naik panggung. Massa tersebut dihadang oleh barikade polisi dari Polres dan Polda Jatim karena disinyalir dapat menimbulkan kerusuhan.
“Massa akhirnya melakukan orasi di depan jalan raya Sidowungu Menganti sambil membentangkan poster penolakan terhadap KH. Imaduddin,” ujar salah satu warga yang hadir.
Menurutnya, sempat terjadi ketegangan antara massa penolak dan jamaah perguruan pencak silat. Ketegangan ini dipicu oleh yel-yel yang disuarakan oleh para pendekar, yang disalahartikan sebagai tantangan oleh massa penolak.
Namun, situasi berhasil dilerai oleh pihak kepolisian. Lebih lanjut, usai berunding dengan petugas keamanan gabungan dari Polres Gresik dan Polda Jatim, massa penolak KH. Imaduddin akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 22:10 wib.
Acara ngaji bareng kemudian berlangsung tanpa gangguan lebih lanjut, tentunya dengan pengamanan ketat dari pihak kepolisian. [By]