JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Krisantus Kurniawan, mengatakan, penggunaan internet kini sudah semakin menyebar hingga ke pelosok-pelosok negeri. Namun, menurutnya, saat ini juga semakin marak kejahatan yang mengancam identitas dan data pribadi kita.
Krisantus menyampaikan hal itu dalam Seminar Merajut Nusantara
BAKTI Kominfo bekerja sama dengan Komisi I DPR RI dengan tema “Pemanfaatan TIK Untuk Perlindungan Identitas Digital Dan Data Pribadi Di Platform Digital”, Senin (7/2/2022).
“Penggunaan internet juga memiliki banyak tantangan di tengah banyaknya konten-konten negatif yang menyebar di media sosial. Saat ini, hipnotis juga bisa dilakukan melalui internet. Kejadian hipnotis melalui media sosial sudah sering terjadi,” kata Krisantus.
Dalam berinternet, kata Krisantus, kita harus selalu mewaspadai berbagai modus penipuan. Kita juga harus bijak dalam menggunakan internet.
“Penting bagi kita memahami dan bijak dalam menyebarkan konten si media sosial. Kita tidak boleh melupakan identitas bangsa yang mengedepankan adab dan sopan santun,” ujarnya.
Senada disampaikan Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Henri Subiakto. Menurutnya, serangan siber di Indonesia ini sangat tinggi dan mengalami kenaikan yang pesat.
“Ini yang dicatat BSSN. Ini juga yang menyebabkan sering terjadi kebocoran,” katanya.
Tidak main-main, kata Henri, kebocoran data itu pernah terjadi pada Tokopedia hingga BPJS. Sehingga, menurutnya, siber security sangat penting di negeri ini.
“Makanya kita perlu literasi digital. Siber security juga penting sekali. Karena keamanan siber menjadi penting di tengah dunia seperti ini,” ujarnya.
Sementara, pakar hukum dan akademisi, Auliya Khasanofa, mengatakan, masyarakat Indonesia harus bersyukur karena memiliki Pancasila. Menurutnya, Pancasila menjadi way of life dalam segala hal, termasuk berinternet.
“Untuk itu, dalam menyebarkan konten di media sosial juga harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila,” katanya.