DimensiNews — JAKARTA.
Menjadi tenaga pendidik atau guru mengajar siswa-siswi di dunia pendidikan sekolahan mungkin terdengar biasa biasa saja, namun yang luar bisa apabila seorang guru yang bertugas untuk mengajar siswa yang berkebutuhan khusus inklusi atau siswa yang memiliki hambatan.
Hal itu yang dilakukan oleh Kepala Sekolah para guru di SDN 11 Pegadungan yang memiliki murid sekitar 67 siswa yang berkebutuhan khusus atau siswa yang memiliki hambatan ikut menjadi peserta didik di SDN 11 Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut kepala Sekolah SDN 11 Pagi Pegadungan Parini S.pd Msi menuturkan, “Sebagai penyelenggara pendidikan inklusi atau siswa keterhambatan, kami memang bekerja ekstra profesional dan penuh kesabaran dalam memberikan pelajaran kepada siswa/siswi yang berkebutuhan khusus, Jum’at (17/11/2017).

“Kalau menurut peraturan sebenarnya untuk satu kelas itu hanya dua orang,namun karena keterbatasan informasi oleh masyarakat untuk mengetahui hal itu maka masyarakat ikut mendaftar melalui PPDB jalur reguler,” kata Kepsek.
“Seharusnya untuk pendaftaran bagi siswa/siswi lebih dahulu sebulan sebelum PPDB Reguler dibuka, namun karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang itu maka terjadi penumpukan siswa/siswi yang berkebutuhan khusus atau keterhambatan,” tambahnya lagi.
“Untuk kategori siswa/siswi itu ada kategori sedang dan ringan,sebenarnya untuk siswa siswi yang inklusi itu ada persyaratan khusus, harus ada surat keterangan dari pisikolog atau dari dokter yang membidangi anak yang berkebutuhan khusus,” ucapnya.
Namun berkat kerjakeras para guru yang mengajar di sekolah SDN 11 Pegadungan ini, semua masalah itu bukan menjadi alasan untuk memberikan ilmu pelajaran kepada para siswa dan siswi didik di SDN 11 Pegadungan ini.
“Namun untuk siswa dan siswi yang memiliki keterhambatan itu ada kurikulum khusus dan guru yang khusus pula,dengan cara yang berbeda dengan siswa siswi yang normal. Seperti yang dilakukan oleh salah satu guru ibu Rodia yang mengajar di kelas tiga, semuanya membutuhkan kesabaran dan punya metode khusus, anak ini harus mengikuti gaya dan cara yang diajarkannya, seperti belajar berhitung harus mengangkatkan jarinya di depan siswa itu, kemudian dian mengikuti,” ungkapnya.
“Begitu juga dengan menulis, ibu Rodiah harus menulis dahulu di buku, baru kemudian siswa itu mencontohkan tulisan sang guru itu, dan siswa tersebut tidak mau di ajarkan dengan guru yang lain, kalau bukan yang biasa menanganinya. Di SDN 11 Pegadungan ini ada 530 siswa 67 diantaranya siswa yang berkebutuhan khusus atau keterhambatan,” ujar Parini.
“Berkat kerja keras serta ihklas para tenaga pengajar, hal-hal seperti itu bukan masalah bagi kami semua, ini jadi suatu anugerah bagi kami untuk lebih banyak lagi memberikan ilmu pengetahuan kepada siapa saja yang menjadi peserta didik di SDN 11 Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat ini,” pungkas Parini.
Sementara itu Rodiah salah satu guru juga mengaku tidak ada masalah dalam memberikan pelajaran pada siswa/siswi yang memiliki keterhambatan.
“Kami juga merasa sangat bangga bisa memberikan ilmu kepada siapa saja tidak pandang seperti apa pun kondisinya tetap kita perlakukan sama,” pungkasnya.
(HL/Red)