DimensiNews.co.id, MADIUN – Puluhan orang menggelar aksi damai yakni menghimbau kepada masyarakat khususnya bagi pengguna jalan yang melintas diperlintasan kereta api (KA) wilayah Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun atau di JPL 136 masuk Kelurahan Sukosari, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Selasa 10 Novemver 2020.
Mereka merupakan pelajar yang tergabung dalam komunitas Railfans Daop 7 atau Pitoe (RDP) dengan atas nama “Pecel”. Komunitas RDP ini setiap ada kereta api (KA) hendak melintas di JPL itu, langsung membentangkan banner bertuliskan “Hati-hati.
Lanjutannya yaitu “Tengok ke kanan kiri sebelum melintasi rel. Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api yakni sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 pasal 124”.
Diantara mereka, juga terlihat dua orang pelajar yang membawa bambu runcing serta dibagian ujungnya berkibar bendera merah putih. Kegiatan itu yakni dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke-75 tanggal 10 November 2020. Selain membentangkan baner himbauan, mereka dibantu petugas jajaran PT Kereta Api Indonesia/KAI (Persero) Daop 7 Madiun juga membagi-bagikan stiker bertuliskan “Tertib di Jalan, Selamat di Perlintasan”.
Dalam kegiatan itu, PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun melibatkan petugas gabungan yakni dari Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska), Polri jajaran Polres Madiun Kota serta Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Madiun.
“Dalam kegiatan kali ini, kami berkolaborasi untuk melakukan kegiatan sosialisasi keselamatan perjalanan KA maupun pengguna jalan diperlintasan JPL 136 ini. Untuk memutus penyebaran maupun pencegahan Covid-19, kami juga membagi-bagikan masker (gratis) kepada pengguna jalan,” ujar Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko.
Sebab, kata dia, belakangan ini marak terjadinya KA ditemper oleh pengguna jalan. Dimana terindikasi, memang para pengguna jalan kurangnya kesadaran berlalulintas. Akibat beberapa kejadian itu, menimbulkan beberapa korban.
“Termasuk kami, PT KAI (Persero) ada kerugian kerusakan lokomotif. Mereka sendiri, menimbulkan korban sampai luka-luka. Sekitar 38 kejadian kecelakaan lalulintas (Laka), itu dalam kurun waktu Januari sampai Oktober 2020. Namun kami berupaya untuk menekan serendah mungkin, bahkan sampai dengan tiada Laka,” jelasnya.
Ia melanjutkan kalau trennya dari tahun 2019 dibandingkan tahun 2020, itu dalam periode yang sama yakni Januari sampai Oktober 2019 sama 2020, itu trennya menurun hingga 9%. Kalu di tahun 2019 lalu–terjadi Laka total 42 kali, sedangkan tahun 2020 total 38 kejadian Laka.
Dengan upaya-upaya lain yakni selain sosialisasi juga pihaknya mengadakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan semua unsur. Kemudian penutupan pintu atau bakal perlintasan-perlintasan liar yang telah dibuat oleh warga. Untuk itu, pintu atau bakal perlintasan liar yang ditemukan sudah dilakukan penututupan oleh petugas KAI.
“Kami, juga menormalisasi jalurnya. Alhamdulillah sampai saat ini, trennya menurun hingga 9%. Total 37 pintu atau bakal perlitasan liar diseluruh wilayah Daop 7 Madiun sudah ditutup yaitu mulai dari Walikukun-Ngawi sampai dengan Curah-Malang. Kalau ke selatan yaitu sampai dengan Talun. Karena setiap satu minggu sekali, kami menutup pintu atau bakal perlintasan sebanyak 3 kali yaitu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu,” ungkap Ixfan, biasa disapa.*(all)