Upaya Penurunan Stunting, Arief: Berikan Edukasi Mulai dari Pra Nikah

  • Bagikan

KOTA 5ANGERANG – Menargetkan Zero Stunting di Kota Tangerang, Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah, berikan arahan kepada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Tangerang dalam kegiatan Rapat Koordinasi yang bertempat di Ruang Al – Amanah Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Kamis (31/8).

“Kemarin kegiatan Dasawisma yang dibantu para kader, Puskesmas, Posyandu, kelurahan, Pemerintah Provinsi Banten mengapresiasi Pemkot Tangerang karena penurunan stunting paling besar se-Provinsi Banten,” ungkap Arief.

“Jadi untuk target zero stunting di Kota Tangerang mudah-mudahan bukan hal yang mustahil untuk dilakukan,” imbuhnya.

Dalam kesempatannya, Arief, mengungkapkan, pada tahun 2021 dari angka 15,3% bisa turun 4% di tahun 2022 menjadi 11,8%, yang artinya bisa ditangani oleh para TPPS Kota Tangerang.

BACA JUGA :   Optimalisasi Penanganan Covid-19, Pemkot Tangerang Kembali Lakukan Penyemprotan Disinfektan Massal

“Laporan terakhir saya terima di Bulan Juli dari 11,8% turun lagi menjadi 8%. Terima kasih dan apresiasi kepada seluruh TPPS Stunting Kota Tangerang yang sudah membantu anak-anak Kota Tangerang menjadi lebih sehat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Arief, memberikan langkah antisipasi kepada TPPS agar angka stunting di Kota Tangerang bisa terus berkurang dan terjaga.

“Antisipasinya mulai dari pra nikah, sudah harus diberikan wawasan, bukan hanya tugas KUA tapi semua pihak termasuk RT/RW harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat kita,” jabar Arief.

Sementara itu, Kepala DP3A2PKB Kota Tangerang, Jatmiko, menjelaskan, saat ini Pemkot Tangerang sudah membentuk Tim Pendamping Keluarga yang berjumlah 754 tim yang terdiri dari Kader PKK, Tenaga Kesehatan dan Kader Penggerak Masyarakat sebagai upaya optimalisasi dalam penanganan penurunan stunting di Kota Tangerang.

BACA JUGA :   Gebyar HKN Ke 60, Bupati Sukabumi : Saya Titip Tenaga Kesehatan Untuk Terus Perbaiki Pelayanan Masyarakat

“Diharapkan seluruh TPPS dapat memberikan pelayanan pendampingan yang baik dan menghasilkan pemantauan dan pendataan yang spesifik, sehingga memiliki kekuatan data dan upaya pencegahan yang eksplisit berdasarkan data ril di lapangan,” ujar Jatmiko.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses