“Ayo sini sini, ibu sebrangin, jangan main di jalan ya, bahaya nanti kalau ada mobil gimana,” tutur Sumningrum santun.
Meski demikian, salah seorang anak yang terlanjur takut atas kehadiran petugas terus menangis, bahkan temannya yang saat itu menemani bocah tersebut ikut menangis.
Salah satu warga, Aat membenarkan kondisi trauma yang kini dialami kebanyakan anak-anak di wilayahnya, bahkan trauma tersebut juga dialami salah seorang anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD.
“Ya namanya masih kecil, melihat yang kayak gini, nangis mereka, trauma pasti,” ujarnya.
Aat menceritakan, jauh hari sebelum penggusuran, anaknya sudah mengalami tekanan psikologis akibat intimidasi dari aparat.
“Anak saya aja kalau ketemu orang enggak dikenal nanya om polisi bukan? Takut dia itu,” ujar Aat.
(Dul)