Sering Keluarkan Suara Gamelan, Watu Sigong Masih Jadi Misteri

  • Bagikan

DimensiNews.co.id, JAWA TENGAH – Watu (batu) Sigong yang terdapat di Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah batu yang dianggap keramat oleh warga sekitar.

Batu yang dipercaya dapat mengeluarkan suara serperti gamelan pada waktu-waktu tertentu itu membuat masyarakat tidak berani untuk memindahkan batu tersebut.

“Sejak saya masih kecil batu itu sudah ada,” kata Parsidi, Sekretaris Desa (Sekdes) Mrangen kepada wartawan saat ditemui beberapa waktu lalu.

Menurutnya, selama ini batu-batu misterius itu dibiarkan saja berserakan pada gundukan tanah.

“Selama ini tidak ada yang berani untuk memindahkan. Karena tidak ada yang berani memindahkan, sampai saat ini tidak ada kejadian di sini. Tetapi kepercayaan mistis masih melekat,” ujar Parsidi.

BACA JUGA :   Tiga Tersangka Pencurian Bibit Karet Ditangkap Polisi

Memang, sekilas tidak ada yang aneh dengan Watu Sigong, tambah Parsidi, di tempat ini ada 11 batu yang dipahat halus dan terserak pada gundukan tanah.

Dengan jumlah belasan, batu ini memiliki bentuk yang sama menyerupai gong. Ukurannya pun seragam, masing-masing setinggi 35 sentimeter dan berdiameter 65 sentimeter.

Di sekitar batu-batu itu, warga setempat pernah mendengar alunan musik karawitan layaknya dari gamelan. Di antara belasan, ada batu menyerupai bagian kemuncak (puncak atap candi).

Ada pula batu yang sekilas menyerupai tatakan saron. Batu yang menyerupai tatakan saron tersebut diperkirakan jaladwara (batu saluran air pada candi atau patirtan).

Bebatuan misterius itu berada di antara pekarangan tanah kas desa dan dikenal dengan nama Watu Sigong oleh warga sekitar.

BACA JUGA :   Wisata Selusur Sungai Kaboeng,Menjadi Destinasi Masyarakat Mesuji

Nama Sigong dipilih lantaran belasan batu itu berbentuk menyerupai gong. Dari sana warga sering mendengar alunan karawitan misterius.

“Pada malam-malam tertentu itu sering terdengar karawitan yang sumber suaranya dari sini (kawasan Watu Sigong). Namun, ketika warga mendatangi lokasi (kawasan Watu Sigong), suara karawitan itu menghilang,” kata Parsidi.

Hanya saja, suara gamelan itu kini jarang terdengar lagi. Parsidi tak tahu pasti penyebab suara gamelan itu kini jarang terdengar.(red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.