Meski di Tengah Himpitan Pandemi, Jurnalis Ini Tetap Konsisten Memberi Makan Kucing Liar 

  • Bagikan

JAKARTA – Walaupun himpitan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 di negeri ini masih terasa berat, Johnit Sumbito (56), seorang jurnalis kawakan yang bermukim di bilangan Cengkareng, Jakarta Barat tetap konsisten menyayangi binatang dengan memberikan makanan kucing liar setiap siang dan malam hari.

Puluhan kucing liar yang berada di sekitaran pertokoan Puri Agung, Jalan Kamal Raya Outer Ring Road, Cengkareng ini tidak pernah luput dari perhatian Johnit. Dengan kemampuan kocek yang pas-pasan ia setiap hari merogoh isi kantongnya antara Rp. 100 ribu hingga Rp. 150 ribu untuk membeli ikan tongkol sebagai campuran nasi guna memberi makan kucing-kucing liar yang bertebaran di sekitaran pertokoan itu.

BACA JUGA :   Bungo All Jeep Adventure Bakti Sosial dan Explores Pariwisata di Batin III ULU

“Setiap hari saya kasih makan kucing di sini. Setiap hari, siang dan malam dikasih nasi capur ikan tongkol yang dihancurkan. Rutin setiap malam saya pesan ikan tongkol ke pedagang yang ada di Pasar Cengkareng antara Rp. 100 ribu sampai Rp. 150 ribu untuk dua kali memberi makan kucing,” ujar Johnit, Jumat (29/5/2021) malam di lokasi.

Johnit mengaku, meskipun dengan ekonomi pas-pasan, anggota keluarganya sangat mendukung hobi menyayangi binatang yang ia lakukan, terutama kucing.

“Kalau bicara sulit, sangat sulit. Apa lagi di tengah kondisi bangsa ini yang dilanda pandemi Covid-19 ini. Untuk bertahan hidup saya dan keluarga saja sudah sangat sulit. Tapi apa dengan begitu kita juga melupakan makhluk ciptaan Tuhan ini ikut terlantar? Dengan cara apapun saya lakukan dengan dukungan keluarga untuk tetap memberi perhatian kepada kucing-kucing liar ini,” imbuhnya.

BACA JUGA :   Pasha Ungu Dipastikan Hadir di Konser Amal "The Story of Artist" PWI Jaya

Mas Jhon, sapaan akrab pria paruh baya ini mengaku ikhlas dengan yang ia lakukan. Karena menurutnya, dengan menyayangi sesama makhluk ciptaan Tuhan, ia dan keluarganya juga akan pernah merasa kekurangan dan selalu merasa tercukupi rezekinya. “Saya ikhlas melakukan ini. Karena kita harus sayang dengan makhluk Tuhan. Jangan takut lapar atau kekurangan jika kita percaya Tuhan,” cetusnya.*(Ren)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.