Menpora Erick Thohir Desak KOI dan KONI Selesaikan Dualisme 4 Cabor: “Atlet Jangan Terus Jadi Korban”

  • Bagikan
Menpora Erick Thohir saat memberikan keterangan kepada media. (Dok. Kemenpora)

JAKARTA — Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menegaskan bahwa persoalan dualisme kepengurusan yang masih terjadi di sejumlah cabang olahraga (cabor) harus segera diselesaikan. Ia mendesak Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk turun tangan dan mencari solusi konkret dalam waktu dekat.

Hingga November 2025, tercatat masih ada empat cabang olahraga yang mengalami dualisme kepengurusan, yakni tenis meja, anggar, tinju, dan sepak takraw. Sengketa terbaru bahkan muncul di tubuh Pengurus Besar Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PB PSTI), di mana pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) ditolak sebagian anggota.

“Masalah dualisme ini harus segera diselesaikan,” tegas Erick dalam keterangan resminya, Selasa (4/11/2025).

BACA JUGA :   Indonesia Masters Jadi Ajang Pertandingan Perpisahan Greysia Polii

Menurut Erick, keberlanjutan program olahraga nasional akan terganggu jika dualisme tersebut tidak segera diurai. Dampak paling besar, kata dia, akan dirasakan oleh para atlet yang menjadi korban dari konflik internal federasi.

“Setelah persoalan ini selesai, barulah kita bisa konsolidasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Selanjutnya, baru kita bisa bicara tentang PON, SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade,” ujarnya.

KOI dan KONI Diminta Ambil Peran Strategis

Menpora menekankan pentingnya peran aktif KOI dan KONI dalam proses mediasi dan penyelesaian konflik. Ia menyebut, dua lembaga ini memiliki posisi strategis sebagai penengah dalam menjaga stabilitas organisasi olahraga di Tanah Air.

“Kami di Kemenpora sudah melakukan introspeksi dan pembenahan tata kelola internal. Karena itu, kami juga berharap KOI, KONI, dan seluruh pengurus federasi olahraga melakukan hal serupa,” kata Erick.

BACA JUGA :   Apel Pagi Satgas TMMD Kodim Bojonegoro, Begini Arahan Kades Ngrancang

“Duduklah bersama, bermusyawarah untuk mufakat. Musyawarah adalah landasan membangun bangsa dan negara,” imbuhnya.

Ultimatum Tiga Bulan untuk Empat Cabor

Kemenpora sebelumnya telah melayangkan surat ultimatum kepada empat cabor yang tengah bersengketa. Erick memberi waktu tiga bulan bagi mereka untuk menyelesaikan dualisme melalui jalur musyawarah dan mufakat. Artinya, KOI, KONI, dan federasi terkait kini hanya memiliki dua bulan tersisa untuk mencapai kesepakatan.

“Jika sampai akhir tahun tidak kunjung tuntas, Kemenpora akan mengambil alih dan membuat keputusan untuk menyelamatkan para atlet dan prestasi olahraga nasional,” tegas Erick.

Ia menambahkan, sudah terlalu lama para atlet menjadi korban akibat konflik berkepanjangan di tubuh organisasi olahraga.

BACA JUGA :   Satgas TMMD Bojonegoro Dukung pendistibusian Bansos Lansia Kalongan

“Saya ingatkan kembali kepada semua pihak: lepaskan kepentingan pribadi dan ego masing-masing. Yang harus kita utamakan adalah kepentingan atlet dan masa depan olahraga Indonesia,” tandasnya.*

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses