Surabaya – Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) mengadakan Kongres ke-1 di Hotel Sahid Surabaya. Acara ini tidak hanya menjadi forum untuk menyelenggarakan kongres tetapi juga untuk melantik Ketua dan pengurus untuk periode 2024 – 2027, Sabtu, (02/03/2024).
Kongres ini bertema “Menyongsong Indonesia Emas Dengan Membangun Kanal Yang Sehat Dan Kreatif” dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Kominfo Jatim, Kasi Humas Polrestabes Surabaya, perwakilan Kejari Tanjung Perak, perwakilan Kodam V Brawijaya, dan Sekretaris Komisi A DPRD Kota Surabaya, serta mitra kerja lainnya.
Setelah kongres selesai, Ketua baru AWS, Kiki Kurniawan, menyampaikan harapannya agar program kerja AWS dapat lebih bermanfaat baik bagi anggota maupun masyarakat luas. Kurniawan juga menekankan pentingnya inovasi dalam mendukung perekonomian, terutama dalam sektor ekonomi kerakyatan, UMKM, dan ekonomi kreatif.
Dalam kesempatan yang sama, Budi Leksono, Sekretaris Komisi A DPRD Kota Surabaya, mengucapkan selamat atas terlaksananya Kongres ke-1 AWS dan pelantikan pengurus baru. Dia berharap bahwa AWS akan semakin maju dan menyajikan pemberitaan yang positif serta bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Sherlita Ratna Dewi Agustin, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, menyampaikan pentingnya perhatian terhadap kemerdekaan pers, terutama dalam konteks ekonomi.
“Beberapa indikator tersebut perlu mendapat perhatian lebih lanjut terutama indikator ekonomi, sebab erat kaitannya dengan tata kelola perusahaan dam manajemen industri media,” ujarnya.
Dia mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, Indeks Kemerdekaan Pers di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan, didukung oleh peran fisik politik, lingkungan ekonomi, dan lingkungan hukum.
Sherlita juga menyoroti pentingnya keberadaan media online dan pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan pendapatan, mengacu pada survei Kementerian Kominfo yang menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak mencari informasi melalui media sosial.
“Hasil survei Kementerian Kominfo bahwa masyarakat kalau ingin mencari informasi ternyata paling banyak di media sosial dengan angka 72 persen dan 40 persen di televisi dan Radio, sementra website pemerintah hanya 14 persen, karena itu kami di pemerintah Provinsi Jawa Timur beralih ke media sosial dan saya pikir ini juga dilakukan oleh teman-teman media, semua bahwa versi cetaknya tetap ada tapi versi cybernya juga harus ada,” tambahnya. [By]