DimensiNews.co.id, JAKARTA – Penanganan musibah banjir yang menimpa warga Kampung Gaga RT 007 RW 03 Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (17/12/2019) kemarin dinilai tidak efektif. Pasalnya, pihak pengembang proyek perumahan Citra IX hanya akan menyediakan pompa sementara untuk mengantisipasi volume debit air.
Hal itu sangat disayangkan oleh warga dan beberapa pengamat lingkungan. Pemerintah Kelurahan Semanan dan Kecamatan Kalideres sempat meninjau lokasi banjir, akan tetapi warga mengaku tidak dapat bertemu langsung dengan camat yang hanya berkoordinasi dengan pihak Citra IX.
“Katanya sih kesini, hanya kami tidak bertemu Pak Camat, karena menurut warga yang lain beliau cuma ketemu pengembang, dan denger-denger akan ada pompa sementara yang dipasang pas hujan turun,” ujar Hapip, warga Semanan kepada DimensiNews.co.id, Rabu (18/12).
Hapip sangat menyayangkan terhadap sikap Camat Kalideres yang tidak secara langsung menemui dan mendengar keluhan warga yang terkena dampak banjir dari proyek pembangunan perumahan Citra IX. “Kenapa Pak Camat tidak menemui kami? Kenapa justru menemui pengembang yang selama ini tidak peduli dengan dampak proyek mereka? Musim panas kena debu dan macet, sekarang musim hujan kena banjir. Lalu siapa lagi yang akan peduli dengan nasib kami?” terang Hapip.
Sementara itu, Camat Kalideres H. Naman Setiawan saat dikonfirmasi wartawan di kantornya membenarkan bahwa sudah meninjau lokasi proyek. Menurutnya, pihak pengembang akan membuat saluran air agar banjir tidak terjadi lagi, namun semua itu butuh proses. Sehingga ia meminta untuk dipasang pompa sementara.
“Saya sudah tinjau lokasi, sudah berkoordinasi dengan lurah dan pihak penanggungjawab proyek. Mereka berjanji akan membuat saluran air, tetapi untuk sementara akan dipasang pompa untuk antisipasi ada debit air,” kata Naman kepada wartawan, Rabu (18/12).
Camat juga membantah terkait anggapan terima uang dari pihak proyek. Statment itu sangat disayangkan olehnya karena bahasa koordinasi bukan berarti ada kaitannya dengan terima uang. Ia berharap anggapan miring itu tidak terjadi lagi, karena wacana dan proses proyek tersebut sudah berjalan lama dari sebelum dirinya menjabat sebagai Camat Kalideres.
“Jangan menilai bahwa koordinasi selalu dikait-kaitkan dengan uang. Kami pejabat wilayah hanya meneruskan rencana kerja dari pejabat sebelumnya. Bahkan sampai sekarang saya belum pernah bertemu dengan pihak-pihak pemilik proyek. Jadi saya berharap anggapan itu dapat diklarifikasi,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Studi Sosial Lingkungan dan Perkotaan (LS2LP) Badar Subur mengatakan, upaya dari pejabat wilayah dalam hal ini Camat Kalideres patut diapresiasi. Akan tetapi, sebaiknya proyek tersebut dihentikan untuk sementara untuk berdialog dengan warga yang terkena dampat dari proyek tersebut.
“Hentikan dulu sementara, pemerintah dialog dengan warga dan cari solusi. Jangan hanya pihak pengembang proyek saja dan pejabat-pejabat setingkat lurah dan RW. Mereka tidak bersentuhan langsung dengan warga yang merasakan langsung kesengsaraan mereka. Bagaimana dengan dampak di lingkungan mereka kedepan? Jangan hanya memberikan angin segar kepada masyarakat dengan menanggulangi banjir pada jangka pendek saja. Pikirkan kedepannya,” tegas Badar.
Sebelumnya, Selasa (17/12) warga Kampung Gaga RT 007 RW 03 Kelurahan Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat melakukan aksi protes di lokasi proyek pembangunan perumahan Citra IX karena rumah mereka kebanjiran. Mereka merasa dengan adanya proyek perumahan CItra IX tersebut, wilayahnya sekarang terjadi banjir. (rn)