DimensiNews.co.id – Purwakarta.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berpesan generasi muda perlu melakukan revolusi kebudayaan, agar tidak tercerabut pada akarnya. Ia mengingatkan bahwa perkembangan teknologi sering kali membuat generasi muda terlena dan lupa kepada tradisi. Sumpah Pemuda harus dimaknai sebagai wahana menjaga tanah air dan memiliki daya saing, terutama bagi para generasi muda.
“Kita harus berhati-hati, abad ini adalah abad kompetisi. apabila kita terlena, maka kita akan kalah dan terdominasi. kita harus tetap menjadi penjaga tradisi tapi paham teknologi,” ungkap Dedi mulyadi saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda 2017 di Halaman Bale Paseban Purwakarta, Senin (30/10).
Ia mencontohkan Negara Jepang walaupun mampu menguasai teknologi tetapi akar budayanya tetap terjaga. “Jepang tetap menjadi Jepang, apakah berubah ditengah kemajuan teknologi, anak-anaknya masih berjalan kaki ke sekolah. sedangkan kita terlihat sibuk sendiri dengan piranti teknologi seperti gadget hari ini,” katanya.
Hari Sumpah Pemuda ini, ungkap dedi, tidak akan bermakna mana kala tanah dan air kita sudah terjadi pergeseran kepemilikan. lupa bahasa daerah sebagai karakter dan identita diri. “Kalau bersumpah bertanah air, harus punya tanah dan air, Indonesia harus punya tanah dan air. bersumpah punya bahasa, harus punya bahasa, bahasa Indonesia mempersatukan dan bahasa daerahnya harus hidup jangan sampai mati,” tegas Dedi. (rom)