Surabaya — Sebuah aksi premanisme terang-terangan terjadi di tempat yang seharusnya menjadi simbol keamanan dan ketertiban. Empat orang debt collector dari BCA Finance nekat melakukan penarikan paksa sebuah unit mobil Suzuki Ertiga di dalam lingkungan Markas Kodam V/Brawijaya pada Selasa, 8 April 2025.
Insiden yang berlangsung di kawasan militer itu tak butuh waktu lama untuk viral di media sosial. Video yang memperlihatkan aksi mereka menyulut amarah netizen dan menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana mungkin aksi perampasan kendaraan bisa terjadi di kawasan komando militer?
Dalam video yang tersebar luas, terlihat tindakan arogan para penagih utang yang bertindak seolah tak tersentuh hukum. Tak hanya menodai wibawa militer, aksi ini juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap aktivitas debt collector di lapangan, terutama ketika menyangkut tindakan main hakim sendiri.
Tak berselang lama setelah kehebohan tersebut, muncul video klarifikasi dari keempat pelaku. Salah satu dari mereka, Stefanus Pale alias Steven Morgan, tampil sebagai juru bicara. Dengan wajah tertunduk dan suara berat, ia menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada Pangdam V/Brawijaya, Danpomdam, dan seorang perwira militer bernama Mayor Cpm Juni yang sempat disebut-sebut sebagai sosok yang membekingi aksi tersebut.
“Kami berempat menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya. Informasi yang beredar tersebut adalah bohong dan tidak benar,” ujar Stefanus dalam video berdurasi 3 menit 46 detik itu.

Stefanus juga menegaskan bahwa aksi tersebut adalah yang terakhir dilakukan oleh mereka.
“Kami tidak akan mengulangi lagi kegiatan tersebut di wilayah Kodam V/Brawijaya ataupun di Kodam-Kodam lain di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Kejadian ini membuka tabir tentang praktik premanisme berkedok penagihan utang, yang tak segan menyasar tempat-tempat yang seharusnya steril dari intimidasi. Diharapkan kasus ini masih berkembang, dan publik menanti langkah nyata aparat penegak hukum dan militer dalam menegakkan keadilan.