CILACAP – Sejumlah anggapan dan tudingan pengaruh penyaluran bansos reguler dalam Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) atau Kartu Sembako terhadap kenaikan harga telur ayam di Kabupaten Cilacap menuai pro dan kontra namun diduga masih dianggap wajar mengingat bahwa komoditi telur ayam memang merupakan idola sebagian besar KPM (Keluarga penerima manfaat ) di Kabupaten Cilacap.
Hasil penelusuran sejumlah awak media pada jumat (26-8-2022) bahwa KPM menginginkan komoditi telur ayam karena lebih mudah dalam mengkonsumsi serta mudah dimasak ,praktis ,bergizi dan mudah dibagi untuk KPM yang banyak anggota keluarganya.
Sejumlah kalangan menilai bahwa distribusi telur dalam skala besar karena hampir bersamaan di setiap wilayah untuk program bantuan sosial (bansos) menyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan stok terbatas sehingga berdampak pada kenaikan harga yang lebih mahal dari biasanya apalagi komoditi telur merupakan komoditi yang tidak bisa di simpan terlalu lama karena bisa rusak atau busuk dan itu merupakan sebuah permasalahan juga .
Terpisah seorang peternak telur ayam yang enggan di sebutkan namanya mengatakan bahwa naiknya harga telur sedikit meringankan beban para peternak,mengingat harga pakan ayam dan pemeliharaannya juga mahal Kendati demikian berbagai kalangan berharap agar kenaikan harga telur yang terjadi saat ini hanya bersifat sementara dan dapat kembali normal .harapnya.
Sejumlah pihak juga menilai banyak manfaat dengan adanya BPNT antara lain yaitu meningkatnya ketahanan pangan di tingkat KPM, sekaligus sebagai mekanisme perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.
Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial,dan Meningkatnya transaksi non tunai dalam agenda Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah, terutama usaha mikro dan kecil yang sudah berpengalaman dalam usaha penjualan telur dan beras,oleh karena berharap program ini terus berlanjut.tandasnya
