Mengapa Ular Kobra Teror Permukiman Warga? Ini Penjelasannya!

  • Bagikan

DimensiNews.co.id, PURWOKERTO- Teror ular kobra di permukiman warga di sejumlah daerah belakangan ini membuat masyarakat panik sekaligus waspada. Ternyata fenomena tersebut terjadi karena habitat asli satwa tersebut di alam banyak berkurang. Demikian disampaikan akademisi dari Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto IGA Ayu Ratna Puspitasari.

“Karena habitat alaminya banyak yang hilang, ular akan mencari habitat lain yang lebih hangat, sayangnya, biasanya adalah permukiman warga,” kata pakar Herpetologi Unsoed itu di Purwokerto, Rabu (18/12).

Jelasnya lagi, musim hujan biasanya menjadi musim menetas ular kobra. Umumnya berlangsung pada September-November.

“Namun karena musim penghujan juga agak mundur, jadinya booming sekarang,” katanya.

Staf Laboratorium Taksonomi Hewan, Bagian Zoologi, Fakultas Biologi, Unsoed itu, juga mengatakan ular sebenarnya merupakan predator alami tikus. Sehingga pada umumnya sering ditemukan di area persawahan atau kebun, dan hidup di dalam lubang-lubang yang dibuat tikus.

BACA JUGA :   Disambut Meriah, Warga Dusun Teluk Kecimbung Siap Menangkan Hamas-Apri

Namun, sangat disayangkan sawah dan kebun yang merupakan habit asli hewan melata tersebut telah beralih fungsi menjadi area permukiman warga.

“Beberapa tahun terakhir, saya melihat ada beberapa sawah dan kebun telah berubah fungsi sebagai permukiman sehingga ular jadi banyak ditemukan, bahkan bersarang, di area permukiman warga,” katanya.

Dia menambahkan ular merupakan hewan berdarah dingin yang tidak dapat membuat panas tubuh sendiri, sehingga secara alami akan mencari tempat yang lebih hangat, kering, dan juga lembab.

“Karena ular alaminya suka daerah yang lembab sehingga biasanya ditemukan di semak atau tumpukan barang, sementara jika musim penghujan cenderung mencari daerah yang kering dan rumah warga biasanya lebih hangat dan kering, dan ada banyak mangsa alami ular, yaitu tikus,” katanya.

BACA JUGA :   Ciduk 63 Orang, Kapolres Asahan Minta Kerjasama Masyarakat Berantas Judi

Dia juga menjelaskan fenomena ditemukannya ular dan anak ular kobra di sejumlah daerah tidak tepat dikatakan sebagai teror atau serangan ular.

“Ular tidak akan bersarang di permukiman warga apabila habitat alaminya masih ada. Pada musim hujan, ular akan mencari tempat yang kering, hangat, dan banyak makanan yakni tikus,” katanya. (red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses