KOTA BATU – Manyambut bulan Bung Karno tahun ini, DPC PDIP Kota Batu bersama jajarannya juga sayap partai DPC Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) Kota Batu melakukan napak tilas mulai dari vila Bima Shakti Selecta berakhir di makam Mbah Batu, Senin (21/6/2022) malam.
Ketua DPC PDIP Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan dipilihnya start perjalanan napak tilas di Vila Bima Shakti Selecta dikarenakan tempat tersebut pernah menjadi peristirahatan Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
“Mengapa kita melangkah awal di vila Bima Shakti ini, karena dulu Pak Karno pernah beristirahat disini, berinspirasi untuk kemerdekaan Republik Indonesia,” terang dia.
Intinya, lanjut dia, bahwa Kota Batu tepatnya di vila Bima Shakti itu menjadi bagian sejarah tercetusnya kemedekaan negara ini tahun 1942 silam.
“Saya melihat kamar di vila itu, suasananya beda yang artinya masih seperti jaman dulu. Banyak foto beliau yang terpasang dinding,” ujarnya.
Oleh sebab itu, bangunan tua yang notabene pernah menjadi tempat istirahat Ir. Soekarno itu dijadikan cagar budaya yang disebabkan memiliki nilai sejarah tinggi.

Mengenai berakhirnya napak tilas di Makam Mbah Batu, kembali dijelaskan Wakil Wali Kota Batu ini, bahwa Mbah Batu merupakan salah satu pendiri Kota Batu.
“Mbah Batu adalah salah satu pendiri Kota Batu, oleh sebab itu napak tilas berkahir disitu. Kita ziarah dan tumpengan berdoa bersama untuk negara ini,” tandas dia.
Sejumlah sumber menyebutkan, diketahui Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno memiliki jejak sejarah dalam mengkonsepkan proklamasi dan menelurkan beberapa ide brilian saat berada di Kota Batu, Jawa Timur. Salah satunya adalah wisata Selecta yang menjadi saksi bisu perjuangan Bung Karno mewujudkan kemerdekaannya.
Dimana tahun 1942 silam, Bung Karno menyempatkan diri untuk menginap di sebuah vila De Brandarice atau yang sekarang dikenal dengan vila Bima Shakti selama sekitar satu minggu hingga 10 hari.
Sedangkan kedatangan Bung Karno yang memang dirahasiakan tersebut, memang bertujuan untuk merenung dalam konteks mencari inspirasi ataupun putusan-putusan penting yang dibuat dalam rangkaiannya menuju Proklamasi.
Sementara, vila dengan luas sekitar 20 X 12 yang dulunya hanya ada dua kamar dan satu ruang makan tersebut, kala itu di tahun 1942 memang hanya ditempati oleh Bung Karno saja.
Dan, setelah Bung Karno menginap, di tahun 1946 setelah kemerdekaan, Bung Karno pun kembali menyambangi Vila Bima Shakti yang memang nama tersebut diusulkan oleh Bung Karno.
Bahkan, kembalinya Bung Karno ke vila Bima Shakti bersama sang Ibunda, anak pertama dan para pejabat pemerintahan lainnya hanya sekedar singgah dan mengunjungi warga sekitar Selecta.Tut