DimensiNews.co.id, SERGAI- Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai menggelar seminar yang bertajuk ‘Workshop Peningkatan Mutu Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)’, di Wisma Karina Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara, Senin kemarin (10/2/2020).
Ketua Panitia Workshop Alamsyah, S.Pd., mengatakan, kegiatan yang diikuti 510 guru PAUD ini bertujuan agar seluruh guru PAUD di Sergai memiliki pemahaman yang jelas tentang belajar mengajar.
“Kegiatan ini digagas oleh Bunda PAUD, Himpaudi, Dinas Pendidikan dan Yayasan Adiluhung Nusantara,” paparnya singkat.
Perwakilan Yayasan Adiluhung Nusantara, H. Adi Irawan dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para pendidik PAUD yang hadir saat itu.
Adi menjelaskan satu dari sekian permasalahan yang dihadapi pemerintah adalah pemerataan pendidikan di era global saat ini.
“Ditengah persaingan revolusi industri saat ini, jika kita tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka kita akan tertinggal. Namun perlu digaris bawahi bahwa hubungan emosional antara guru dan siswa tidak pernah akan bisa tergantikan,” ujarnya.
“Maka hal tersebut yang menjadi perhatian bagi kami bersama APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) agar proses dan pola menyampaikan ilmu kepada anak didik dapat efektif dan menyenangkan serta tidak membosankan. Sebab peran guru harus dapat mencerahkan dan membawa nilai-nilai karakter kepada para siswanya sehingga terbentuk generasi yang kreatif dan berkarakter unggul serta mampu bersaing di tingkat dunia,” pungkasnya.
Bupati Sergai Ir. H. Soekirman dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Yayasan Adiluhung yang telah bersedia memberikan ilmu pengajaran bagi guru PAUD di Sergai.
“Pertemuan hari ini sangat bermanfaat, ibarat ponsel yang telah diisi ulang baterainya untuk pendidikan karakter, sebab itulah yang utama. Bagi orang yang pernah dan masih menjadi guru, apresiasi yang tak terhingga kami berikan, sebab jasa guru tiada tara dan tak ternilai harganya. Hari ini saya menyampaikan bahwa saya harusnya masih tugas luar terkait Penghargaan Kebudayaan Hari Pers Nasional yang disebut sebagai kabupaten yang ramah budaya. Prestasi ini adalah berkat jasa besar guru terutama Guru TK dan PAUD,” ucapnya.
“Terkadang orang lupa 3 komponen dasar belajar yaitu logika, etika dan estetika. Sesuatu yang tidak logis karena sering dikembangkan meski hoax dapat dianggap menjadi logis. Maka tugas guru PAUD adalah membentuk logika yang etis, agar anak-anak memiliki etika yang berdasar logika. Kemudian jika sudah memenuhi dua unsur tadi, maka akan terbentuk seni dan keindahan yang disebut estetika,” sambungnya lagi.
Lanjut Bupati Soekirman, belajar dalam suasana gembira seperti yang disampaikan narasumber hari ini adalah inovasi dan sangat baik. Hal tersebut agar jangan sampai terjadi kisah nyata seorang anak yang ingin menjadi ponsel, sebab orang tuanya lebih perhatian kepada ponsel ketimbang dirinya.
Hal ini menjadi gambaran dan pembelajaran bagi orang tua bahwa pengaruh teknologi dapat juga memberikan nilai-nilai yang tidak baik serta mengesampingkan nilai kearifan lokal.
“Hendaknya setiap dalam pertemuan keluarga agar jangan terhanyut dengan keasyikan berponsel, namun biasakanlah berkomunikasi seperti dahulu sebelum ada teknologi. Imtaq (ilmu pengetahuan dan ketaqwaan), logika, etika, estetika bagaimana agar menambah pengetahuan dan sikap pengetahuan kita dalam workshop ini yang saya yakin akan dapat menambah kerekatan dan intelektual kita sehingga generasi yang akan datang lebih baik dari generasi saat ini,” jelas Soekirman.
Dia juga menilai, pembangunan karakter anak didik jauh lebih utama dari pembangunan infrastrukur.
“Membangun infrastruktur memang penting, namun membangun karakter anak didik jauh lebih penting. Jangan terfokus hanya kepada persoalan yang kasat mata, namun ada nilai yang paling mendasar yaitu karakter,” ungkapnya.
Soekirman berpendapat dengan budaya Indonesia yang ramah justru dapat merekat persatuan, berbeda dengan politik yang bisa memecah persatuan.
“Maka jika kita ingin kuat, maka jadilah jarum yang merekatkan, bukan gunting yang memisahkan. Sebab jika kita terpisah dan tidak bersatu akan sulit dalam mencapai tujuan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Kepada para guru PAUD, saya berharap jadilah tipe guru yang sedikit bicara banyak bekerja dan bukan banyak bicara tetapi sedikit bekerja. Belajar dengan gembira, namun apa yang dipesankan sejalan dengan yang dikerjakan agar hasilnya seperti yang diharapkan,” harap Bupati.
Turut hadir pada acara kegiatan workshop tersebut diantaranya, Bupati Sergai Ir H Soekirman, Ketua TP PKK Hj Marliah Soekirman, Ketua DPC GOPTKI Hj Rosmaida Darma Wijaya, Ketua DWP Uke Retno Wahyuni Faisal Hasrimy, Kadis Pendidikan Drs Joni Walker Manik MM diwakili Sekretaris Batara R Harahap, M.Si., beserta jajaran, narasumber dari Yayasan Adiluhung Nusantara, Ketua Himpaudi Sergai Syamsidar, Ketua Himpaudi serta Gugus PAUD Kecamatan se-Kabupaten Sergai. (Mendrova)