DeimensiNews.co.id, TANGERANG – Oknum Ketua RT terduga pelaku pelecehan gadis di bawah umur disinyalir masih berkeliaran di sekitaran rumah korban. Hal tersebut menyebabkan trauma mendalam bagi korban dan orangtuanya yang khawatir terduga akan kembali melakukan aksi bejatnya itu.
Orang tua korban kepada wartawan menuturkan, terduga pelaku yang sehari-hari berjualan ketupat di sekitaran lingkungan korban tersebut seringkali didapati oleh warga kembali ke rumahnya di waktu malam.
“Jadi bukan satu dua orang yang ngeliat si RT ini pulang ke rumahnya, banyak yang ngeliat dia pulang ke rumah kalo dah malem,” jelas orang yua korban kepada wartawan, Senin (19/10/2020).
Ia menuturkan, dugaan kembalinya oknum RT terduga pelaku pelecehan tersebut kembali kelingkungan juga dikhawatirkan memicu warga untuk main hakim sendiri kepada terduga pelaku pelecehan kepada anak di bawah umur.
“Kita mah khawatirnya warga maen pukul aja bang, karena dari beberapa warga yang ngeliat si RT udah geregetan banget tapi tetep saya tahan,” tambah orang tua korban.
Meski demikian, dirinya tidak menjamin warga selamanya akan bisa ditahan emosinya lantaran beberapa di antaranya juga khawatir putrinya menjadi korban dari kebejadan oknum RT tersebut.
“Sampe sekarang saya masih bisa tahan – tahan tapi ngga tau besok atau lusa kan saya orang kerja bang, jadi ngga bisa terus – terusan menenangkan warga,” ujarnya.
Disisi lain, keberadaan oknum RT terduga pelaku pelecehan tersebut secara tidak langsung membuat kondisi psikologis putrinya yang menjadi korban pelecehan semakin menjadi- jadi.
“Sekarang gini bang, selama oknum RT itu belum ditangkep anak saya ngga berani keluar rumah karena takut, mau berangkat ngaji yang jaraknya cuma beberapa meter aja dia takut bang,” jelasnya.
Dengan demikian, ia berharap petugas kepolisian dapat lebih cepat dalam mengungkap kasus yang menimpa putri kesayangannya tersebut, sehingga putrinya tersebut dapat kembali pulih kondisi psikologisnya.
“Kalau bisa mah rada dipercepat bang, kan ini udah dua minggu kita membuat laporan,” tuturnya.
Ditemui terpisah, Saipul Basri yang biasa disapa Marsel aktifis sekaligus penggiat sosial berharap aparat keamanan dalam hal ini kepolisian dapat terlebih dahulu mengamankan terduga pencabulan yang menimpa anak di bawah umur tersebut.
Hal tersebut perlu dilakukan lantaran Saipul menilai pemulihan kondisi psikologis anak dapat dipulihkan dengan optimal asalkan terduga pelaku pencabulan tersebut telah diamankan.
“Ini gimana mau pulih, lah terduga pelakunya aja masih berkeliaran,” kata Marcel.
Menurut dia, dengan diamankanya pelaku terlebih dahulu juga diharapkan dapat menciptakan rasa aman di sekitar tempat kejadian perkara, pasalnya lokasi yang menjadi pencabulan tersebut padat penduduk.
“Masyarakat lain yang takut anaknya menjadi korban pastinya akan sedikit berlebihan bila berhadapan langsung dengan terduga, kita khawatir justru malah terduga pelaku yang balik melaporkan warga yang main hakim sendiri,” jelasnya.*(dul)